Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pembodohan (G30S/PKI) Masa Lalu...

30 September 2010   15:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:50 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jam segini, selalu terbayang Si Abang datang sambil membawa kresek hitam dan berkaleng-kaleng minuman. Aku bersorak senang. Makanan favoritku batagor (Bandung) memang selalu menjadi incaran. Selalu menemani setiap acara kumpul-kumpul baik di waktu siang maupun malam. Karpet di gelar semenjak isya bubar. Saat itu bisa dihitung jari siapa saja yang punya televisi. Ruang tamu yang sempit semakin sumpek dengan datangnya beberapa teman Si Abang yang  memang mereka (beberapa tahun terakhir seingatku) mereka selalu janjian. Tapi tak masalah bagiku. Yang akan menjadi masalah adalah jika batagor itu tidak dijatahkan untukku. Hehe.. Aku bisanya duduk disamping Mama, berteman bantal dan tentu saja beberapa kaleng minuman dan si tokoh utama : batagor. Setelah puas makan dan minum, meski acara belum sampai di puncaknya(begitulah istilah Si Abang dan teman-temannya yang aku dengar) aku langsung tertidur di pangkuan Mama. Jiah... Gayanya mau nonton bersama, tak tahunya cuma numpang makan! hahaha... Dasar! Tapi untung saja umurku saat itu masih dibawah sepuluh tahunan. Jelas jadi pengecualian walaupun aku tidak mengikuti acara itu sampai selesai. jangankan sampai selesai, baru pembukaannya saja sudah deg-degan dan ketakutan kok! Bulu kuduk rasanya merinding duluan saat mendengar musik pengiring yang membuat jantung dag-dig-dug itu keluar. Toh tidak tidur pun Mama sudah pasti menolongku menutupkan muka dengan kedua telapak tangannya atau kain sarung yang memang sudah disiapkan sebagai pengganti selimut. "Anak kecil jangan melihat film itu!" begitulah hardik Mama, Bapak juga Si Abang dan kawan-kawannya kepadaku. Tuh kan.... Lalu apa salahnya jika setelah makan dan minum (intinya kenyang) aku memilih tidur saja. Iya kan? Karena saat itu, pemutaran Film G30S/PKI tidak ada penyortiran. Semua adegan (yang pantas ataupun tidak) ditonton oleh setiap orang. Dan secara tidak disadari, sebenarnya dengan menonton film itu sebenarnya penonton sedang diproses untuk dibodohi! Untung aku selalu tertidur (setelah kenyang makan) Sumber gambar : http://terselubung.blogspot.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun