Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Alam Perawan, Sampah, dan Fenomena Tahun Baru

29 Desember 2011   16:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:36 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebentar lagi tahun 2012 akan kita jelang. Untuk menyambutnya kegempitaan sudah terlihat dimana-mana. Terompet dan berbagai aksesoris tahun baru sudah marak dijual dan bisa kita temui dimana saja. Tempat-tempat pariwisata sudah dari jauh-jauh hari memberikan informasi mengenai keunggulan-keunggulan acara serta fasilitas yang mereka tawarkan demi memikat hati pengunjung supaya bisa menikmati malam tahun baru semaksimal mungkin. Contohnya tempat hiburan dan istirahat di daerah Puncak, Bogor. Villa, penginapan, dan tempat hiburan lainnya dipastikan telah penuh dibooking sejak beberapa minggu lalu. Mungkin, hanya orang kaya yang bisa dan terbiasa menghabiskan malam tahun baru di lokasi istimewa dan indah seperti di Puncak itu. Sementara warga biasa, kebanyakan memilih tinggal di rumah saja bersama keluarga --menonton tv. Kalau pun ada warga biasa yang ikut merayakan meriahnya malam tahun baru, biasanya mereka yang berjiwa muda ini memilih 'menyingkir' bepergian ke luar kota. Mencari suasana baru secara rombongan tentunya setelah mencermati dan memperhitungkan biayanya yang relatif terjangkau. Merayakan tahun baru ke luar kota menggunakan kendaraan roda dua sepertinya sudah menjadi pilihan banyak orang. Lokasi pantai di pesisir selatan Jawa Barat yang masih alami serta perawan seperti Pantai Jayanti, Pantai Apra Sindang Barang, Pantai Cidaun di Kabupaten Cianjur; Pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi; Pantai Santolo di Kabupaten Garut, akhir-akhir ini mulai diketahui khalayak umum sebagai wisata pantai yang masih asri dan mulai banyak dikunjungi. Menjadikan jalan lintas selatan yang sebelumnya sepi kini mulai ramai dan sering dilewati konvoi-konvoi kendaraan bermotor. Mereka pun datang dari luar daerah guna memeriahkan dan menyambut malam tahun baru di alam terbuka. Memang seru dan akan menjadi sebuah kenangan yang sulit untuk dilupakan jika kita memeriahkan datangnya tahun baru di lokasi yang masih alami namun tak kalah cantiknya dari lokasi wisata yang telah dipermak dengan segala kemodernan buatan manusia. Tapi setelah merayakan pesta malam tahun baru itu, satu hal yang tidak bisa terlepas dan menjadi pengganggu keperawanan lokasi wisata yang dikunjungi ialah sampah. Ya, bisa dipastikan setelah orang-orang ramai mengadakan pesta penyambutan tahun baru sampah akan menumpuk dimana-mana. Entah bagaimana caranya supaya bisa menyadarkan warga kita agar peduli kepada lingkungan, peduli kepada kebersihan dan ingat sampah itu harus dibuang ke tempatnya. Bagaimana supaya bisa menyadarkan penduduk bumi secara umum, dan khususnya mereka para pengunjung pantai-pantai di selatan Jawa Barat menjelang pergantian tahun baru 2011 ke 2012 nanti supaya tahu betapa pentingnya kebersihan dan green life itu. Di luar negeri, orang takut untuk membuang sampah sembarangan selain karena kebiasaan yang sudah ditanamkan sejak dini, juga karena ada sanksi kuat berupa dendaan bagi siapa saja yang membuang sampah sembarangan. Lalu apakah hal itu bisa diterapkan di kampung kita? Mungkin, kalau solusi itu ditanamkan sejak awal, kebiasaan hingga dewasa akan terbawa. Membiasakan mulai dari lingkungan terkecil keluarga lalu menuju lingkungan yang ruang lingkupnya lebih luas. Membiasakan mulai dari anak-anak, saudara, tetangga, pendidik, instansi dan semuanya untuk siap disiplin melestarikan keasrian dan kebersihan supaya lingkungan bersih dan sehat bisa tercapai. Berharap ada ketegasan terhadap pelanggaran pembalakan hutan terutama di hutan yang menjadi paru-paru kota. Di setiap Kelurahan selalu ada penyuluhan sanitary lingkungan. Begitu juga di sekolah dan instansi. Tiga belas kanal sungai dibangun dan diperdalam pun percuma kalau limbah sampah dan paru-paru bumi yang ada itu ditebangi. Dijadikan tempat pariwisata dan hotel. Menuju pantai-pantai yang masih perawan di pesisir selatan Jawa Barat itu sepanjang jalan yang kita lewati terhampar hutan-hutan yang dilindungi dan dikelola oleh Perhutani. Tapi bagaimana supaya bisa menyadarkan kalau penghijauan dan kebersihan itu bukan cuma milik Perhutani saja. Seyogyanya kesadaran itu mulai detik ini ditanamkan sejak dini untuk semua orang. Tidak tergugahkah hati kita saat mengetahui catatan akhir tahun 2011 DPRD DKI mengatakan bahwa kota Jakarta merupakan kota ketiga paling polutif di dunia setelah Mexico City dan Bangkok? Saat kota-kota besar di Asia sudah membangun kota di dalam hutan, Jakarta malah masih tertinggal membangun hutan di dalam kota. [caption id="attachment_152111" align="aligncenter" width="300" caption="Jangan sampai di tahun 2012 bumi kita tertutup sampah"][/caption] Akhir kata yuk, kita sambut kedataangan tahun baru 2012 dengan meriah. Namun tolong, titip sampahnya buang pada tempatnya, ya.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun