Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghasilkan Cuan dengan Produktif dari Pedesaan

8 Mei 2023   07:13 Diperbarui: 8 Mei 2023   07:22 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu karena gak betah di rumah saya nekat merantau ke luar negeri, jadi buruh migran. Habisnya, bagaimana mau betah kalau rumah tempat tinggal berada di kampung yang penduduknya masih jarang, akses komunikasi dan transportasi ke sana pun sangat sulit.

Tidak ada lowongan pekerjaan selain jadi buruh pemetik teh membuat saya setamat sekolah langsung milih merantau jadi TKW. Saat itu, melamar kerja di kota tidak memungkinkan. Selain kondisi sedang kacau karena saat tahun 1999 itu sedang terjadi krisis ekonomi, banyak pekerja kena PHK, juga kondisi ibu kota tidak aman. Penjarahan terjadi dimana-mana.

Makanya senang banget bisa kerja di luar negeri. Meski jadi babu, hak pekerja dan kesejahteraan semua bisa didapat, termasuk fasilitas internet sudah bisa diakses dengan lumrah. Saat libur kerja, saya bisa belajar komputer dan kursus lainnya.

Pulang ke tanah air tahun 2012, kondisi kampung sudah banyak berubah. Menara Base Transceiver Station (BTS) sebagai infrastruktur telekomunikasi nirkabel Internetnya Indonesia sudah banyak berdiri. Sampai ada yang di puncak bukit kebun teh sekalipun! Alhamdulillah, sejak IndiHome dari Telkom Indonesia masuk desa, meski berada di kampung terpencil saya tak lagi merasa begitu terkucil.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Adanya internet masuk desa membuat geliat perekonomian, pariwisata dan sektor lainnya terus berkembang. Jangan heran kampung Abah Jajang yang lebih pelosok dari kampung saya, kini justru lebih terkenal dan viral, bukan? Masyarakat pun semakin dimanjakan sehingga bisa berkonten ria bersama IndiHome. Termasuk saya...

Sejak memasang IndiHome hingga sekarang saya justru jadi betah di rumah. Habisnya mau kemana lagi kalau bekerja, melakukan hobi, komunikasi, berbisnis sampai upgrade diri semuanya itu bisa saya lakukan dari rumah saja.

Aktivitas tanpa batas ini tentu saja sangat saya sukai. Wuih, bisa akses internet di kampung sendiri itu jadi berasa saat di luar negeri. Awalnya berasa dalam mimpi.

Bikin konten meski recehan jadi salah satu kegiatan saya yang menghasilkan cuan. Bikin video tutorial membuat es krim rumahan yang sehat, menuliskan ketika pertama kali mengalami musim dingin di luar negeri, pokoknya apa saja bisa saya bagikan dengan harapan bisa bermanfaat untuk orang lain yang melihat dan membaca konten-konten saya.

Meski banyak suka dukanya, tapi saya tetap suka. Meski hanya bermodalkan Internet Provider saja, tapi jika disiplin dan terus bersikap profesional, hasilnya juga maksimal.

Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya. Jika rajin menabung, hasil dari ngonten itu, udah bisa berangkatkan ibu umrah dan beli ladang. Sekarang, nabung buat biaya pendidikan anak, ah...

Serius deh, internet jika digunakan dengan bijak bikin kita makin produktif dan bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun