Di Ponpes BIM ini, uang Rupiah tidak berlaku. Karena semua transaksi hanya menggunakan mata uang pesantren. Jadi setiap minggunya santri mendapatkan uang pesantren yang sumbernya diambil dari nilai tabungan bulanan santri. Dengan sistem Rupiah tidak berlaku, selain memudahkan pengurus Ponpes BIM mengatur jumlah peredaran uang pesantren, tidak berurusan dengan perbankan, juga bisa membatasi jajan santri secara merata, karena berapapun nilai tabungan santri pengambilan maksimal hanya 100 ribu uang pesantren perminggu. Kecuali ada hal darurat.
Dengan sistem mata uang pesantren ini melatih semua santri untuk bisa lebih memanage keuangan sesuai kebutuhan, bukan keinginan dan mendidik para santri supaya tidak boros dan berlebih dalam pengeluaran harian. Adanya sistem mata uang pesantren ini kelebihan lainnya bagi santri yang kaya sekalipun tidak bisa gagah-gagahan dan sombong dengan jajanan berlebih. Di lingkungan Ponpes BIM semua menjadi sama rata.
Belajar dari sistem pendidikan karakter tersebut, saya terapkan dalam kehidupan berumah tangga saat bulan biasa maupun bulan puasa. Punya uang lebih atau tetap satu juta rupiah untuk uang belanja, pengeluaran setiap minggunya saya tetapkan tidak lebih dari seratus ribu rupiah. Dengan kata lain, selama lima Minggu uang belanja yang saya ambil hanya setengahnya alias lima ratus ribu.
Cukup tidak? Sekali lagi ya dicukup-cukupkan. Tugas saya harus bisa mengatur keuangan dengan baik agar tidak menjadi besar pasak daripada tiang. Apalagi manajemen keuangan keluarga saya terdiri dari tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Bagaimana cara saya mengatur keuangan yang minim itu khususnya di bulan Ramadan ini sehingga cukup bahkan masih bisa menyisakan untuk disimpan?
1.Buat daftar kebutuhan bulanan
Saya menuliskan semua pos pengeluaran, baik itu pengeluaran wajib, sekunder, atau kebutuhan-kebutuhan sampingan lainnya termasuk jajan anak yang kadang tidak terduga. Tentukan berapa dana yang dianggarkan untuk masing-masing pos.
Misalnya 10% dari uang belanja bulanan simpan sebagai tabungan. Maka saya sisihkan seratus ribu sebagai dana tabungan lebih dahulu.
Anggaran lima minggu belanja dana @ Rp.100 ribu maka sebesar Rp.500ribu untuk dana belanja
Sisa dananya saya masukkan ke anggaran pos lain, apakah untuk kebutuhan tidak terduga atau mendadak lainnya sebesar Rp.400 ribu.
Kuncinya buat anggaran yang ketat dan sehemat mungkin. Terapkan prinsip besar kecil uang yang kita miliki bukan berarti kita bisa menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting.