Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belajar Menadah Amarah

26 Juli 2012   23:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:34 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pilihan tambatan hati untuk lebih mengejar surganya juga perintah-Mu.


Luka ini kian menganga mungkin hamba tak cukup merasakan kenikmatan-Mu nan tiada tara

Kecewa ini meraja sebab keegoisan hamba meraih sempurna yang sebenarnya tidak ada

Sesungguhnya bukankah janin ini nikmat tiada tara untuk hamba menyandang gelar serupa?


Di setiap ujung malam dan seperti perintah-Mu untuk bertamu pada waktu itu kembali hamba datang...

Kembali merangkak dan terisak

Mengadukan kebimbangan,

mengeluhkan kesakitan,

mencurahkan permasalahan

Mengurangi penderitaan dengan menghitung nikmat-Mu

Menakar amarah dengan segala kemurahan-Mu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun