Yang pasti ini bukan kisah paketan voucher ke pelosok yang diantar oleh jasa pengiriman barang yang berulang tahun tanggal 26 November kemarin. Melainkan pihak JNE yang memberikan voucher itu ke saya, dan kisah ini menceritakan tentang bagaimana nasib voucher setelah sampai di tangan saya yang tinggal di pelosok Kabupaten Cianjur.
[caption id="attachment_339604" align="aligncenter" width="300" caption="Surat tanda cinta dari Pak Johari berisi voucher belanja (Semua photo dokumentasi pribadi)"][/caption]
Kok bisa JNE memberikan voucher ke saya? Gimana ceritanya?
Berawal dari keberuntungan yang menghampiri saya, bersama sembilan orang lainnya yang berhasil terpilih sebagai blogger Kompasiana (Kompasianer) pemenang Lomba Blog JNE di Kompasiana. Kesepuluh Kompasianer ini berhak berangkat ke Yogyakarta dari tanggal 28-30 November 2014 untuk melakukan perjalanan wisata sekaligus ikut memeriahkan malam puncak peringatan ulang tahun JNE yang ke-24 yang bertempat di halaman Brahma Candi Prambanan.
[caption id="attachment_339605" align="aligncenter" width="300" caption="Sempat terpikir voucher ini akan saya lelang :)"]
Hari pertama tiba di Yogyakarta, semua blogger mendapat “surat tanda cinta” dari JNE, yang mana diatasnamakan oleh Managing Director JNE yaitu Bapak Johari Zein. Beliau mengatakan lewat suratnya, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi blogger yang menjadi pemenang Blog Competition Kompasiana yang diselenggarakan dari tanggal 2-15 November 2014, JNE telah mempersiapkan program menarik seperti outbound ke Gua Pindul dan Sungai Oyo, serta acara puncak perayaan HUT ke-24 dengan bintang tamu Nidji Band. Selain itu, di dalam “surat tanda cinta” terdapat pula voucher senilai Rp.500.000 rupiah.
[caption id="attachment_339606" align="aligncenter" width="300" caption="dari sekian banyak merchant, hanya alf*mart yang bisa saya jangkau di kampung"]
Nah, disinilah kisah voucher ini dimulai…
Jujur saja, setiap kali berkesempatan mendapatkan voucher, saya tidak pernah memakainya. Apa pasal? Karena di Kabupaten Cianjur, apalagi di bagian selatan alias pedalamannya, tidak terdapat merchant atau outlet yang bisa menerima voucher. Tentu saja, mana ada outlet sekelas Sogo, Seibu, dan lain sebagainya yang berkelas besar serta elite seperti itu di pelosok sini. Jangankan di kota kecamatan, di kota kabupaten saja tidak ada. Untuk itu jika mau saya harus ke luar kota dimana merchant yang bersedia menerima voucher berada. Akhirnya, karena tidak mau ribet, setiap dapat voucher saya memilih memberikannya kepada teman yang bisa memakainya.
[caption id="attachment_339607" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana jamuan makan malam JNE kepada media dan blogger"]
Sempat terlintas juga dalam pikiran, bahwa saya akan memberikan voucher dari JNE ini kepada teman. Sambil meneliti merchant yang kira-kira bisa dengan mudah saya jumpai, pikir saya daripada nasib voucher hangus, kan sayang. Tidak bisa saya pakai, ya kasih ke orang saja biar manfaat. Tapi mata saya langsung melotot dan berbinar manakala melihat logo sebuah outlet yang sudah merambah berbagai pelosok daerah di Indonesia, yaitu Alf*mart di brosur petunjuk penggunaan voucher tersebut.
Duh! Terimakasih JNE, engkau memang benar-benar berniat ingin “mempersatukan nusantara” sebagaimana dikemukakan oleh Pak Johari Zein dalam sambutannya di hadapan para awak media serta blogger di Bogeys Teras, Hyatt Yogyakarta saat jamuan makan malam itu. Saya kira karena saya tinggal di pelosok, tidak akan bisa menggunakan vouchernya. Ternyata saya salah. Sepertinya saya berkesempatan menggunakan voucher karena ada merchant terdekat yang berada di kota kecamatan.
JNE sangat mengerti kondisi serta keadaan wilayah Indonesia seperti apa. JNE telah memilihkan voucher yang bisa dipakai di pelosok sekalipun! Untuk mencapai pelosok itu tidak mudah dan sarana serta prasarana tidak selalu memadai. Seperti itu juga pengalaman JNE dalam kesehariannya mengantarkan barang ke berbagai pelosok alamatyang tertera di paketan. JNE mengerti dan mengenal karena memang kesehariannya terus merambah berbagai daerah pelosok tanah air. Luar biasa JNE memberikan kesempatan kepada saya untuk memulai satu hal yang belum pernah saya lakukan. Berbelanja menggunakan voucher!
[caption id="attachment_339608" align="aligncenter" width="300" caption="Managing Director JNE, Johari Zein memberikan sambutan saat makan malam di Bogeys Hyatt"]
Sepertinya bangga namun agak malu saat dua hari sepulang dari Yogyakarta seorang ibu yang mengantri di belakang saya mengatakan, “Kok ada model baru uang seperti itu, ya? Tapi kenapa lama? Kalau pakai uang kita ini kan cepet nih...” katanya sambil mengangkat uang kertas seratus ribu yang dipegangnya.
Bangga, karena mungkin bisa dibilang saya lah yang pertama terlihat menggunakan “uang baru” alias voucher untuk berbelanja --paling tidak di mata ibu itu-- untuk wilayah Cianjur Selatan ini. Terbukti dari pengakuan petugas Alfamart yang seperti keteteran mengurus transaksi saya menggunakan voucher.
[caption id="attachment_339610" align="aligncenter" width="300" caption="Managing Director JNE beramah tamah dengan admin Kompasianer"]
“Maaf lama ya, Bu. Kami belum pernah menerima voucher seperti ini. Jadi mesti saya lihat dulu. Takut salah...” kata petugas merchant tetap ramah. Karena itu antrian jadi lama dan semakin memanjang karena menunggu transaksi yang saya lakukan menggunakan voucher selesai.
Agak malunya, karena ternyata benar, di Indonesia ini masih banyak daerah terbelakang serta tertinggalnya, meski nota bene Kabupaten Cianjur tempat saya tinggal ini tidak pelosok-pelosok amat dibanding pedalaman di luar Pulau Jawa sana. Voucher di wilayah Cianjur khususnya tempat saya tinggal ini ternyata masih asing. Jika di Cianjur saja masih kesulitan, bagaimana dengan nasib yang tinggal di luar Jawa khususnya daerah terluar, terpencil dan terisolir?
Tapi meski di pelosok, JNE mampu merambah dan mencapainya. Bahkan memfasilitasi saya untuk menerobos sebuah tirai yang belum pernah ditembus orang. JNE benar-benar sudah sedari awal merealisasikan mimpi serta cita-citanya untuk mempersatukan Indonesia. Tinggal di mana saja di tanah air ini, bagi JNE semua bisa terkoneksi, terjangkau dan bisa dipersatukan.
Tidak hanya para blogger yang mendapat kebahagiaan ini, sebagai rasa syukur, JNE juga berbagi tanda kasih dengan menyantuni 24 orang anak yatim, yang berasal dari 24 yayasan panti. JNE benar-benar menembus batas. Memasuki semua kalangan tidak membedakan.
[caption id="attachment_339635" align="aligncenter" width="300" caption="Awak media beserta blogger menyimak sambutan dari Pak Johari Zein"]
Selamat Ulang Tahun JNE, semoga visi serta misinya di tahun 2015 tercapai. Mari kisa sambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan komitmen yang nyata. Banyak inspirasi dari perjalanan wisata yang digagas JNE bersama blogger ke Yogyakarta ini. Sampai jumpa di Ulang Tahun JNE yang ke-25. (ol)
Laporan blog trip JNE lainnya:
Menikmati Wisata Air Gua Pindul dan Sungai Oyo
Batik Itu Mahal, Jendral...!
JNE Menggowes dan JNE Saba Desa
Dari Sumpah Maha Managing Director Johari Zein Sampai Giring Laskar JNE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H