“Arema Singo Edan” ya begitulah sebutan untuk club sepak bola asal kota Malang. Pagi ini (19/3/2017) warga Malang sedang merayakan kemenangan club andalan mereka yang meraih juara pertama dalam ajang bergengsi Piala Presiden 2017. Warga nampak antusias dalam mengikuti setiap acara yang berlangsung. Atribut-atribut mulai dari, syal, topi, bendera, dan pernak-pernik hingga pakaian yang serba biru membuat suasana perayaan semakin larut dalam euphoria kemenangan. Diperkirakan hampir 1000 lebih warga yang ikut berpartisipasi dalam perayaan ini.
Satuan Polisi Kota Malang juga senantiasa ikut mengawasi dan mengamankan acara ini dengan mengerahkan 500 personil polisi dan polwan, seperti yang dijelaskan oleh Nunung selaku Humas Kepolisian yang bertugas. Warga dan supporter Arema ini berkumpul memenuhi areal Balai Kota Malang hingga Stasiun Kota Baru. Kepadatan ini semakin meningkat sejak jam 09.00 WIB dan berakibat pada kemacetan yang semakin menyebar luas.
Kemacetan ini terjadi dibeberapa titik jalan yang merupakan jalan protokol kota Malang, seperti jalan Ijen, Kawi, Maijen panjaitan, Oro-oro Dowo, jembatan Brantas, hingga jalan-jalan area Pasar Besar. Polisi menghimbau warga untuk menuju lokasi Sumbermanjing Wetan untuk dapat berfoto-foto dengan Piala juga Pemain dari club Arema. “ ini Aremania yang mungkin terlambat datang, makanya dikasih himbauan bahwa rombongan sudah berangkat kesana, ini diarahkan kesana”, ujar Nunung
Namun sebagian warga juga memanfaatkan moment ini untuk meraut keuntungan, mulai dari berdagang jajanan hingga berjualan atribut Arema. Seperti halnya Muhammad Yusuf salah seorang penjual atribut yang tidak melewatkan moment ini. Bapak dari empat orang anak ini juga merupakan salah seorang yang pertama kali mendesain atribut yang digunakan oleh supporter arema, seperti bendera dengan gambar kepala singa yang dibuatnya ini pernah menjadi cover dari album kaset Arema Voice dan D’kross, ”ini dulu saya yang pertama kali bikin, saya sudah jadikan orang yang buat bender sekarang ini kari sisa-sisa e tok, kan saya dulu yang pertama kali pelopor bikin bendera”, ujar Yusuf.
Ibarat menyelam sambil minum air itulah yang dilakukan Muhammad Yusuf, bukan hanya ikut memeriahkan dan larut dalam euphoria tetapi juga melakukan hal-hal bermanfaat yang menguntungkan dirinya.
Selain memanfaatkan momen untuk berjualan, momen ini juga digunakan salah satu komunitas untuk penggalagnan dana. Komunitas ini adalah K3D yang merupakan akronim dari “Kabeh Konco Kabeh Dulur”.
Sam Roni sebagai ketua pelaksanaan penggalangan dana mengatakan bahwa kegitan ini bertujuan sebagai wadah kepada masyarakat yang ingin menyumbangkan dana untuk biaya ganti rugi bus areal jabodetabek yang dirusak oleh oknum-oknum yang kurang senang dengan Arema.
“penggalangan dana mbak dalam rangka paila presiden kemarin bus daerah jabodetabek banyak yang dirusak sama oknum-oknum ya oknum-oknum yang kurang suka dengan Arema gitu. Penggalangan dana ini juga buat Baksos yang nanti dananya dikasikan buat daerah yang kena putting beliung sekitar 2 minggu yang lalu mbak. Kalau total nominal kerugiannya bus kemarin sekitar 86 juta otomasi PO dari bus-bus yang dikontrak tadi ya minta gani rugi dengan total nomnal 86 juta itu tadi meliputi Bekasi, Jakarta,Batavia yang ikut membantu penggalangan dana”, ujar Sam Roni.
Perkumpulan ini sudah terbentuk sejak dua tahun yang lalu. Awal terbentuknya perkumpulan ini pada saat mereka sedang bersama-sama menonton pertandingan Arema, kemudian mereka sepakat untuk membentuk K3D dengan tujuan pengabdian masyarakat sebagai wujud syukur atas setiap kemenangan dan prestasi yang diraih oleh Arema tim kesayangan dan andalan kota Malang.
Kemenangan Arema menyatukan berbagai pihak, bentuk tradisi solidaritas seperti ini sudah menjadi ornament kota Malang. Terlepas dari euphoria perayaan kemenangan ini, solidaritas yang sudah terbangun diantara warga akan tetap terjalin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H