Mohon tunggu...
Transformasi Perubahan
Transformasi Perubahan Mohon Tunggu... lainnya -

penulis Lepas,\r\n\r\nhttp://transformasiperubahan.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Aturan Tuhan Ditinggalkan

19 Februari 2015   15:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Yang menyebabkan agama cacat ialah hawa nafsu. (HR.Asysyihaab)”

Seminggu ini dihebohkan dengan spanduk yang sangat mengelikan bahkan menjadi kontrvesial ditengah masyarakat terutama insan yang mempercayai keberadaan Tuhan dan kebesaran Tuhan. Dengan spanduk tersebut mendorong siapapun untuk berbicara dari perspektif mereka. Tentu ada sebagian masyarakat yang bertanya-tanya kenapa sampai kaum intelektual di kampus islam bernaratif “Tuhan Membusuk”. Apakah ini bertanda mereka sudah tidak menginginkan adanya Tuhan dalam kehidupan mereka? Apakah ini mengindikasikan bahwa otak atau hati mereka sudah begitu sekuler maksimal? Apakah itu cara mereka mencari hakikat Tuhan? Apapun alasannya tentu miris membaca spanduk tersebut.

Atas spanduk itu pula, ingin membahas kalimat kontrovesial pada kuliah perdana setelah liburan panjang. Ketika menulis kalimat tersebut on whiteboard mahasiswa kebingungan!!! Apa maksud kalimat itu karena tidak ada hubungan dengan mata kuliah yang akan dibahas. Dengan sengaja ingin menjelaskan, agar mahasiswa terbuka mata hati dan pikiran sebab mereka adalah penerus untuk menyampaikan ayat-ayat Tuhan. Saat bertanya pada mereka secara satu persatu, ternyata tidak ada satupun yang sudah membaca, padahal menjadi tranding topic disocial media. Ketika bercerita selama 1Jam, mahasiswa terdiam, menyimak dengan serius, sekali-kali mereka menyagah steatment terlontar dan ada diantara mereka ingin berdiskusi lebih intensif tentang aturan Tuhan.

Diruang perkuliahan coba menangkapi secara berbeda dengan analisa yang bertaburan dissocial media. Melainkan melihat dari sisi positif. Mungkin ada benarnya juga bahwa aturan Tuhan dalam kehidupan sudah membusuk karena ingin hidup sebebas-bebasnya. Mungkin dengan ada aturan Tuhan menghambat manusia untuk bereksplorasi atau berimajiner tanpa aturan.

Jika aturan Tuhan tidak melekat dihati manusia? Tentu akan berbahaya bagi otak, hati dan sikap. Maka sekulerisme, hedonisme dan libarlisme ujung dari pengingkaran dari aturan Tuhan. Tidak hanya itu, bahkan akan berdampak pada hubungan  manusia, lingkungan dan makhluk lainnya. Andailah aturan Tuhan diabaikan dalam hidup, apapun aturan diciptakan manusia, disahkan tidak akan dijalani malah dilanggarkan. Begitu banyak Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang, mengeluarkan peraturan pemerintah, dan hukum adat lainnya dilanggarkan meskipun ada sanksi bagi yang melanggarkan. Nyatanya punshiment tidak membuat manusia kapok, jera, jero dan setiap tahun pelanggaran Undang-Undang mengalami peningkatan.

Tentu bertanya kenapa semakin banyak yang melanggar aturan yang telah ditetapkan? Menurut asumsi penulis, sebanyak apapun aturan diterbitkan, sebanyak apapun aturan dikeluarkan, sebanyak apapun aturan disahkan dan sebesar apapun punishment ditetapkan, kemungkinan terjadi pelanggaran. Jika aturan Tuhan belum melekat dihati, jika belum mengenal aturan Tuhan, ketika aturan Tuhan tidak diaplikasikan maka jangan harap aturan disahkan manusia akan dijalankan, dipatuhi dan diaplikasi dengan baik. Ini sangat bahaya, ini menjadi hal serius harus diperhatikan manusia. Kenapa!!! Aturan Tuhan saja berani dikesampingkan apalagi aturan dibuat manusia. Padahal aturan dibuat Tuhan berdampak sistimik dalam siklus kehidupan agar manusia hidup dalam keharmonisan penuh keberkahaan. Nyatanya mereka yang mensisikan aturan Tuhan pada akhirnya berdampak pada diri sendiri. “Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu. Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR.Bukhari).

Akan berbeda jika aturan Tuhan sudah dijalankan secara sungguh-sungguh, sudah dipahami dan mencintai aturan Tuhan. Mungkin tidak perlu adanya aturan yang dibuat manusia. Aturan yang dibuat manusia hanya sebagai pelengkapan saja.

Jangan-jangan kenapa terjadi korupsi, terjadinya bencana, terjadinya kemiskinan, terjadinya ketidakadilan, terjadi pemerkosaan, terjadi perkawinan lawan jenis, terjadinya pembunuhan, terjadinya pelecehan, terjadinya kekurangan pangan, terjadinya kerakusan, terjadinya fitnah memfitnah dan meledaknya riba dalam hidup. Disebabkan manusia belum mematuhi aturan Tuhan yang tertulis dalam al-quran dan hadist serta memandang aturan Tuhan begitu sepele “Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai. (HR. Aththusi).

Mungkin ada yang salah dengan manusia, kenapa tidak mau menjalankan atau mengkaji aturan Tuhan, tertera dalam al-quran dan Hadist. Padahal sudah terbukit bahwa sejak zaman Nabi adam hingga kapanpun bahwa aturan Tuhan pondasi kehidupan untuk selamat dunia maupun akhirat. Renungi hadist berikut ini “Semua umatku masuk surge kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para sahabat bertanya, “siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang menentang dan larangan)Ku adalah orang yang menolak masuk surge.” (HR.Bukhari).

Pada akhirnya bersama-sama untuk merenungi, Apakah benar aturan Tuhan sudah membusuk dihati kita!!! Jawablah dengan jujur, jawablah dengan kebathinan dan akan menemui jawab itu dalam naluri kecil. “Allah Azza Wajalla berfirman (Hadist Qudsi): “Hai anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu tidak mengindahkan, dan Aku menutupi-nutupi (kesalahan-kesalahan)mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak mempedulikan Aku. Wahai orang yang esok hari bila diseur oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseur oleh Yang Maha Besar (Allah) dia berpaling dan Mengesampingkan, ketahuilah, apabila kamu minta Aku memberimu, jika kamu berdoa kepada-Ku Aku kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu berserah diri Aku memberimu rezki, dan jika kamu mendatangiKu Aku menerimamu, dan bila kamu bertaubat Aku ampun (dosa-dosa)mu, dan Aku maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih.” (HR.Tirmidzi dan Al-Hakim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun