Mohon tunggu...
Transformasi Perubahan
Transformasi Perubahan Mohon Tunggu... lainnya -

penulis Lepas,\r\n\r\nhttp://transformasiperubahan.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muliakan Wanita Dengan Akad Bukan Dengan Coklat

19 Februari 2015   15:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muliakan wanita dengan akad tidak hanya dengan coklat apalagi dengan rayuan gombal”

Entah dari mana berasal tiba-tiba bulan februari diidentik sebagai bulan kasih sayang, bulan cinta, bulan saling mengungkapkan rasa, bulan memberi suprive berupa coklat, bunga atau dibarengi dengan boneka. Ya ku tahu bulan februari merupakan bulan memperingati Hari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA), Hari KOHANUDNAS, Hari Pekerja Nasional dan Hari Gizi Nasional Indonesia.

Jika mengamati sejarah Valetine day pada dasarnya tidak tahu pasti history tersebut hanya saja sejarah tersebut dibenarkan dan dimeriahkan dengan tujuan agar masyarakat menerima pemahaman tersebut sehingga dengan adanya perayaan tersebut maka kisah tersebut dinyatakan ada.  Perayaan valitine pada dasarnya tidak hanya sebatas perelatan kasih sayang tetapi ada misi ingin menjauh pemuda islam jauh dari ajaran ila’iah, jauh dari ajaran Tauhi dan sebagai upaya perang pemikiran. Bahkan di bulan februari melihat diberbagai ruang public didesain secara khusus dengan nuansa romatis, dihiasi warna pink, dimeriahkan dengan musik musical dan dibumbui dengan makanan serba waah. Sehingga sebagian masyarakat bahkan para lanjut usia tertarik untuk meriah hari tersebut.

Jika boleh jujur yang mendapat untung dari ada adanya valetine tersebut adalah para pebisnis dimana semua produk yang dikeluarkan pada laris manis dan seperti para entrepreneur benar-benar manfaat memontum tersebut dalam upaya meningkat pendapatan.

Tentu sebagai masyarakat sangat bersyukur ada bebarapa pemerintah daerah melarang terlaksana valentine day diruang public, hal ini perlu ditiru oleh para pejabat dan juga memberi 10 hormat bagi petugas satpol PP yang telah merahasiakan hotel-hotel, tempat hiburan dan ruang public lainnya sehingga terjaring pasang muda-mudi maupun pasang tua-tua. Adanya aksi satpol PP tersebut memberi dampak luar biasa bagi masyarakat agar tidak lagi merayakan hari kasih sayang. Insha Allah apa yang dikerjakan oleh satpol PP tidak hanya sebatas melaksanakan tugas melainkan sudah menjalankan dakwah. Mari sama berdoa-doa semoga kedepannya semakin banyak pemerintah daerah ikut partipasi untuk melarang perayaan kasih sayang. “Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu. (HR. Bukhari).

Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa dampak negative dari sisi sosial, agama dan kesehatan. Sungguh tak ada manfaatnya yang ada hanya unsur kesia-sia, yang ada kemaksiat seperti terjadi disalah satu kota disumatra terjaring 16 pasangan di hotel saat hari valetine yang rata-rata tertangkap adalah kaula muda (Mahasiswa) kalau sudah begini yang malu adalah orangtua bahkan lebih hebohnya lagi disalah satu media nasional juga mempaparkan ada pasang nenek-kakek juga ikut terjaring. Nauzubillah minzaliq (makin tua makin menjadi).

Tidak hanya itu bahkan menurut salah satu komunitas yang bergerak dalam bidang sosial dan kesehatan menjelaskan bahwa penjualan kondom meningkat 40-80 persen dan terjadi sold out kondom saat valetine. Jika melihat fenomena seperti itu sungguh memilukan bagaiman cara kaum muda menghargai diri mereka dengan tidak hormat. Bayangkan saja mereka saja tidak menghargai dirinya apalagi orang lain!!! Selain itu bagi laki-laki harus direnungi bila benar-benar ingin memuliakan wanita jangan hanya memberi coklat, kado murahan, boneka, gombalan dan ajak si wanita jalan-jalan keliling kota saja. Atas dasar itu pula para wanita begitu rela menyerah tubuhnya disentuh oleh laki-laki  karena melihat perjuangan laki-laki begitu luar biasa sehingga bisa meluluh hatinya. Maka sangat wajar mengatakan valentine adalah hari maksiat secara internasional.

Melainkan cara yang sangat elegan, terhormat dan mulia untuk mengangkat derajat wanita sudah dijelaskan secara jelas dalam agama islam yaitu dengan melamar wanita. Itulah bentuk menghargai wanita, bentuk memuliakan wanita, bentuk engkau benar-benar cinta padanya bukan dengan cara gombal tak bermakna apalagi sampai merengut keperawanan wanita. Kalau tidak percaya coba Tanya pada wanita yang engkau sayangi mereka merasa dimuliakan, dihargai, dicintai apakah dengan coklat atau dengan akad!!! Tentu para wanita akan menjawab lebih suka dimuliakan dengan akad dibandingkan dengan coklat. Setelah engkau muliakan wanita dengan akad maka itu bertanda engkau adalah laki-laki sejati, laki-laki bertanggung jawab, laki-laki yang benar-benar memiliki cinta dan laki-laki yang paham arti cinta.

Akhirnya bagi wanita jangan terasa terhormat, terasa dihargai, terasa tersanjung, terasa diakui ketika engkau hanya diberikan coklat belaka. Itu adalah bentuk laki-laki belum seutuh mencintai mu. Jika ia mencintai mu maka dia akan meminta izin kepada orangtua mu untuk menikah dalam tatanan keluarga sakinah mawadah waramah. Jika sayang padamu tidak akan pernah mengajak mu pada hal-hal dilarang Allah. Jika menghargai mu tentu tak akan pernah merendahkan mu dengan menyentuh apalagi sampai merebut keperawanaan mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun