Mohon tunggu...
tessa ayutriana
tessa ayutriana Mohon Tunggu... Lainnya - universitas tanjungpura

apapun yang kamu lakukan sekarang. akan ngaruh dimasa depan nanti

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resesi Global pada Perekonomian Indonesia

11 November 2023   21:33 Diperbarui: 11 November 2023   21:40 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami peningkatan dalam jumlah pengangguran, penurunan ritel, produk domestik bruto , dan lain-lain. Beberapa faktor pemicu resesi ekonomi global yang dikhawatirkan akan terjadi, yaitu guncangan ekonomi yang mendadak, perubahan teknologi, tingkat inflasi yang tinggi, pengelolaan utang yang tidak sehat, gelembung aset, dan tingkat deflasi yang signifikan. Dampak resesi yang sering ditemui antara lain tingkat pengangguran yang meningkat, menurunnya tingkat investasi, terjadi inflasi maupun deflasi yang tidak terkendali, penurunan pendapatan masyarakat, dan konflik sosial. Saat terjadi resesi, diperlukan bauran atau sinergi kebijakan dari sisi fiskal dan moneter dalam menanggulangi dampak, serta untuk keluar dari kondisi resesi.

Empat resesi global telah mewarnai ekonomi dunia sejak tahun 1950 diantaranya resesi yang terjadi pada tahun 1975, 1982, 1991, dan 2009. Kontraksi dalam PDB global perkapita tahunan riil mewarnai dari resesi yang terjadi. Gangguan ekonomi dan keuangan juga mewarnai resesi tersebut. Sejauh ini resesi global yang terjadi pada tahun 2009 menjadi resesi yang cukup dalam bagi negara-negara maju. Sementara pasar negara berkembang dan negara berkembang berhasil mengatasi resesi global 2009 dengan relatif baik . Terakhir Uni Eropa menetapkan suku bunga tertingginya dalam 11 tahun terakhir yaitu 1,25%. Meskipun banyak ekonom yang mengatakan Indonesia jauh dari kata resesi, bukan berarti resesi global tidak akan memberi dampak kepada Indonesia.

Penguatan ekonomi akan menjadi penting dalam meminimalisir ancaman ini. Keputusan untuk menerapkan strategi harus dapat segera dilaksanakan karena resesi global diprediksi akan terjadi dalam hitungan bulan sehingga dalam menghadapi ancaman ini Indonesia harus siap melalui ekonomi yang sehat dan kuat. Beberapa strategi yang bisa kita terapkan untuk tetap bertahan dalam kondisi yang menyulitkan ini adalah mmembatasi pengeluaran, menyiapkan dana darurat, meningkatkan dan memiliki skill dan lebih dari satu, serta berbaur dan mendapatkan koneksi yang luas.

Schumpeter berpendapat bahwa resesi adalah bagian dari siklus ekonomi yang selalu terjadi dan merupakan bagian dari proses kreatif distruction, di mana inovasi dan teknologi baru akan menggantikan produk dan teknologi lama. Schumpeter juga menekankan pentingnya peran kewirausahaan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi, di mana kewirausahaan dapat menciptakan inovasi dan teknologi baru yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Schumpeter juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kewirausahaan dan inovasi, seperti melalui kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dalam menghadapi resesi, serta masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan mengatur ulang portofolio investasi ke bentuk yang lebih aman, seperti emas, dan tetap melakukan konsumsi seperti biasa untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

David Sumual, Kepala Ekonom Bank Central Asia Tbk. (BCA), menuturkan bahwa siklus resesi ekonomi di masa depan bisa lebih pendek daripada yang selama ini diteorikan para ekonom dunia. Menurut Sumual, siklus resesi tidak akan memendek karena faktor perkembangan teknologi yang cukup pesat. Namun, ia menjelaskan bahwa siklus resesi adalah bagian dari proses sosial yang melibatkan perubahan kultural, politik, dan ekonomi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun