Pernikahan adalah “top sports” – “it takes two to tango” , orang bilang. Jika Anda bisa menghabiskan waktu, perhatian, uang dan energi untuk mengurus rumah atau mobil Anda, tentunya melakukan hal yang terbaik untuk menjaga keharmonisan pernikahan lebih penting adanya.
Berikut adalah beberapa tips yang diberikan oleh salah satu konsultan pernikahan terkemuka di Amerika Serikat yang sudah berpengalaman memberikan konsultansi kepada puluhan ribu klien, semoga bermanfaat:
1. Berikan Kado Kejutan
Tidak perlu acara khusus untuk memberikan kado kejutan, Anda bisa melakukannya “Just because you love him/her”. Pastikan bahwa kado yang diberikan adalah yang ia suka, bukan yang Anda suka ;). Pemberian itu juga mungkin saja tidak selalu berbentuk barang, tapi waktu khusus berduaan, melakukan pekerjaan tertentu yang membuat pasangan bahagia. Intinya lakukan sesuatu yang di luar kebiasaan sehari-hari yang membuat pasangan Anda bahagia.
2. Jangan Pelit Memberikan Pujian
Kadang karena Anda sudah terbiasa hidup bersama dan melakukan hal bersama, Anda jadi kurang menghargai hal-hal yang pasangan Anda lakukan untuk membantu pekerjaan rumah tangga, sesimpel mencuci piring, membereskan meja makan setelah makan, atau sekedar menggantung handuk pada tempatnya. Katakan “Terima kasih sayang..” dengan senyum yang tulus dan hangat. Perhatian dan penghargaan ‘kecil’ seperti ini akan membuat suasana rumah menjadi lebih hangat, apalagi jika hal itu dilakukan di depan anak-anak, mereka akan belajar dari orang tua bagaimana caranya menghargai satu sama lain dalam kehangatan cinta.
3. Bersikap Lembut dan Santun
Kadang seseorang bisa lebih bersikap lembut dan santun kepada orang lain dibanding dengan pasangan sendiri. Padahal suami atau istri kita adalah orang yang semestinya kita perhatikan lebih dari orang lain, apalagi ikatan pernikahan adalah ikatan kedua teragung setelah perjanjian antara seorang manusia dengan Tuhannya. Perhatikan hal-hal kecil seperti cara atau intonasi kita berbicara ketika kita meminta tolong pasangan kita untuk melakukan sesuatu, sebisa mungkin pakai ‘the magic word’ “boleh minta tolong ya sayang..” dibanding dengan kata perintah, ingat pasangan kita bukan baboe lho…(NB: sekalipun sama pembantu we must behave, nda baik menyuruh ini itu apalagi dengan nada yang kurang enak dan setengah berteriak, mereka juga manusia yang punya perasaan, iya toh?)
4. Saling Memberi Ruang Untuk Bersantai
Setiap orang punya caranya masing-masing untuk melepaskan diri dari kejenuhan atau ketegangan hidup, ada yang dengan mendengarkan musik, membaca buku, nonton film, main games, shopping, atau sekedar ngobrol dengan teman. Sebisa mungkin berikan ruang pada pasangan Anda untuk mengerjakan apapun yang dia sukai, percayalah pasangan Anda akan makin menghargai Anda.
5. Hindari Perkataan Yang Cenderung Menghakimi
Pasangan Anda pulang terlambat 2 jam dari biasanya, tidak memberi kabar dan tidak mengangkat telepon, Anda pasti dibuat cemas dan berpikir yang tidak-tidak, saat ia pulang kebanyakan orang cenderung sudah mempersiapkan moncong senjata untuk ‘menembak’ dia dengan pernyataan ini-itu, suatu tindakan ‘balas dendam’ karena sudah membuat hati Anda tidak karuan dalam proses menunggu. Perhatikan dua tipe berbicara sbb:
A: “Kamu tuh dari mana aja sih! Aku telp ngga diangkat udah gitu ngga ngasih kabar, ngga pengertian banget! Ngelayap kemana dulu hayo! Jam segini baru datang, apa kata tetangga nanti..bla..bla..bla” (dengan nada tinggi dan tidak simpatik.)
B: “Sayang kok pulangnya terlambat? Aku sudah coba telp sejak dua jam yang lalu dan mengirim pesan tapi ngga dijawab, kan aku jadi bingung dan khawatir, kalau terjadi apa-apa bagaimana? Memangnya ada apa sayang?” (sambil menahan rasa dongkol juga sih…)
Kira-kira pasangan Anda akan merespon lebih baik penyikapan yang mana?
Seringkali seseorang cenderung menjatuhkan tuduhan atau berprasangka kepada pasangan, atau lebih parah lagi ‘making things into drama’. Berlatihlah untuk memisahkan ‘facts’ (kenyataan) dengan ‘’judgment’ (penghakiman). Bila Anda sudah biasa membedakan dan menguasai teknik ini kehidupan Anda akan semakin ringan, jadi tidak terlalu mudah terombang-ambing oleh perubahan kondisi dalam kehidupan.
Contoh yang lain tentang ‘facts’ adalah uang Anda yang tersisa di tabungan adalah dua puluh ribu rupiah. Pernyataan yang apa adanya tentang hal ini adalah “uangku tinggal dua puluh ribu” that’s it, ga usah di embeli apa-apa. Tapi orang yang cenderung mendramatisasi keadaan akan cederung berkata “aku sedang bangkrut”… dua pernyataan yang tampaknya serupa tapi tak sama, yang terakhir akan membawa nuansa negatif dalam menyikapi fenomena. Sama halnya dalam pernikahan, pasti akan banyak hal-hal yang dianggap ngga sreg, kurang mengena dan mengesalkan dari pasangan. Ingat untuk berespon terhadap fakta, ngga usah didramatisasi menjadi “kamu udah ngga sayang lagi sama aku”, “kamu ngga perhatian” dsb.
Just stay positive!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H