Mohon tunggu...
Masruri Masruri
Masruri Masruri Mohon Tunggu... -

#Inspirator#Cahaya#Pendidikan di #LangitEropa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan dalam botol (message in a bottle)

11 Juni 2011   14:41 Diperbarui: 1 November 2015   06:25 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hidup ini keinginan dan harapan adalah keniscayaan manusiawi yang akan terus ada selama hidup manusia. Dari keinginan sederhana sampai keinginan dan harapan yang terkadang memakan perasaan dan perhatian. Keinginan untuk pulang kampung atau pulang ke tanah air bagi yang berada di luar negeri, keinginan untuk bekerja, keinginan untuk melanjutkan studi sampai keinginan untuk menikah dengan seseorang yang kita dambakan.

Adalah suatu kebahagiaan yang membuncah manakala kita mampu merealisasikan keinginan dan harapan tersebut. Namun terkadang jalan tidak semulus yang kita harapkan yang mampu menghantarkan kita menggapai harapan dan cita kita. Berbagai rintangan, jalan gelap dan berselimut kabut di depan kita yang sepertinya tidak mampu kita tembus. Tetapi seringkali kabut itu berasal dari diri kita sendiri. Seolah-olah kita seperti super hero yang mampu bergerak sendiri melewati jalan itu dan ketika merasa tidak mampu kita pun berputus asa, merana dan menderita. Padahal rahmat Sang Pencipta tidak terbatas, diberikan pada siapapun makhluknya tanpa kecuali. Berbagai jalan dan peluang terbentang luas di depan mata kita, rasa sempit dalam dadalah yang terlanjur membuat kita tidak mampu membuka tabir itu.

Kesendirian bukanlah solusi untuk menggapai keinginan dan harapan kita, itulah rahasia mengapa “Silaturahim mendekatkan rejeki dan jodoh” kita. Jangan pernah memendam harapan dan keinginan untuk dikonsumsi sendiri. Bagaimana mungkin orang akan mengetahui keinginanmu kalau kamu tidak pernah menyampaikannya? Bagaimana mereka akan membantumu kalau mereka tidak tahu apa kebutuhanmu? Bagaimana kamu akan tahu jawabnya kalau tidak pernah bertanya? Sampaikan maksudmu, biarkan berfungsi jaringan multilevel marketing Yang Maha Kuasa menghantarkan keinginan dan harapan kita.

Jangan biarkan sempit hatimu menanggung beban berat itu sendiri, ringankan bebannya dengan menumpahkannya. Tentu saja keinginan dan harapan kita bukanlah publikasi yang dibroadcast untuk dikonsumsi semua orang. Apalagi jika berkaitan dengan hal-hal yang bersifat pribadi. Pilih pihak-pihak yang dapat dipercaya dan mampu menjaga non-disclosure agreement. Bagi pemuda yang ingin menikahi seorang gadis misalnya. Kalau ada perasaan minder karena baru kerja dan penghasilan pas-pasan sehingga tidak ada keberanian untuk meminang apalagi orang tuanya terkenal killer, tidak ada salahnya menyampaikan pada seseorang yang dipercaya, teman kerja misalnya. Kita tidak tahu skenario Yang Kuasa yang berlaku. Siapa tahu orang itu ada hubungan famili atau punya akses khusus ke keluarga tersebut sehingga memuluskan jalan kita, apalagi di jaman sekarang di mana referensi begitu pentingnya. Atau minimal bisa memberikan pencerahan.

Namun sikap berhati-hati selalu diperlukan, bisa saja terjadi sebaliknya karena curhatan kita yang hidup, malah dia yang kemudian menjadi tertarik dengan si gadis. Bukannya membantu kita meminang, malahan dia yang duluan meminang untuk dirinya sendiri seperti pernah dikisahkan pada rubrik suara pembaca pada sebuah situs berita Islam online beberapa bulan yang lalu.

Penulis sendiri memiliki pengalaman yang berkesan berkaitan dengan topik ini. Pada tahun pertama di luar negeri saat itu sangat ingin pulang ke tanah air pada liburan musim panas. Namun keuangan pas-pasan. Akhirnya penulis sampaikan keluh kesah dan rencananya kalau ingin pulang kepada seorang sahabat yang sudah lama tinggal di kota tempat aku belajar. Kerinduan untuk menjenguk keluarga apalagi si kecil yang belum pernah berjumpa sejak kelahirannya. Ternyata tanpa diduga, dia bergerak sendiri melobby teman-temannya. Pertama mengamankan tiket dan kemudian terkumpullah sejumlah uang yang melebihi harga tiket sendiri. Sehingga ada hadiah buat si kecil serta sedikit budget buat oleh-oleh. Akhirnya tahun itu bisa pulang tanpa rasa khawatir dan cemas. Dan burung-burung merpati pun ikut menikmati keberkahan selama perjalanan, sepotong roti dimakan bersama kerubutan merpati-merpati yang saling berebutan. Jadi sampaikan maksudmu meskipun pada sehelai kertas di dalam botol yang kamu lemparkan ke lautan luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun