Mohon tunggu...
Tesla Anindya
Tesla Anindya Mohon Tunggu... -

Full time traveler & happy writer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Si Pencopet Ulung dari Rio de Janeiro

21 Maret 2016   15:13 Diperbarui: 21 Maret 2016   18:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memang tidak sedikit wisatawan asal Jakarta yang meluangkan waktu liburnya untuk mengunjungi salah satu kota dengan pantai paling indah di bagian Tenggara Brasil, ya apalagi kalau bukan Rio de Janeiro. Perjalanan yang ditempuh oleh banyak wisatawan dari Jakarta menuju Sao Paulo kurang lebih memakan waktu hampir 24 jam lamanya via Abu Dhabi.

Pada tahun 2014 silam, Sao Paulo diketahui sebagai salah satu dari 12 kota penyelenggara Piala Dunia. Sao Paulo kemudian juga diketahui sebagai kota terbesar di negeri sepak bola Brasil. Siapa sangka kota yang dianggap memiliki pantai paling eksotis di bagian tenggara Brasil tersebut menyimpan banyak misteri

Terlepas dari euphoria wisatawan yang berlomba-lomba mendatangi kota terbesar tersebut, tidak sedikit dari wisatawan yang sudah pernah berkunjung menitipkan sedikit pesan tentang kota-kota besar di Brasil.

“Harus benar-benar berhati-hati dan selalu waspada, terutama pada saat kedatangan anda di bandara-bandara besar, seperti Rio de Janeiro dan Sao Paulo. Sebab, copet di kedua kota tersebut luar biasa lihainya.”

“Jangan memakan barang atau perhiasan yang dapat mengundang aksi kejahatan.”

“Jangan melawan, berteriak apalagi berdebat (dengan para pelaku pencopetan) jika ingin selamat.”

Kurang lebih hal tersebut yang dititipkan oleh banyak wisatawan yang sudah pernah berkunjung ke Rio de Janeiro. Kejadian fatal kerap menimpa para wisatawan yang kebanyakan datang dari Eropa dan AS, dimana wisatawan tidak sering melihat kejadian (pencopetan) semacam itu. Memang, para pelaku pencopetan terutama di kota Rio de Janeiro menggunakan modus operandi yang amat sangat canggih guna mengelabui korban.  

Dari sekian banyak pesan, yang menarik adalah seruan “Jangan berteriak.” Hal tersebut memang diserukan oleh banyak pihak yang menangani kejadian (kasus pencopetan) tersebut, seperti polisi setempat.

Seruan tersebut dianjurkan oleh polisi setempat serta wisatawan yang pernah berkunjung kesana guna mencegah terjadinya Latrocinios atau yang lebih dikenal dengan kejahatan yang berujung pada kematian (pembunuhan).

Wisatawan yang baru pertaman kali mengalami kejadian tersebut kerap kali panik dan langsung berteriak. Pada saat yang sama pencopet atau perampok merasa frustasi ketika tidak bisa mendapatkan apa yang menjadi incaran dan terlebih lagi tertangkap tangan tengah menjalankan aksi oleh korban (wisatawan). Jika mengalami kejadian seperti itu, ada baiknya untuk tidak menantang mereka (jika ingin selamat).

Tidak hanya Latrocinios saja yang harus anda waspadai, Arrastao atau yang lebih dikenal dengan nama tangkapan besar pun patut anda waspadai. Arrastao merupakan operasi barisan pencopet, perampok dan/atau pencuri yang bersiaga di sepanjang bibir pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun