Pertanyaan Pemantik: Â
Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
Ada banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapatkan setelah saya mempelajari topik ke-1 ini tentang  Teori-teori yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi diantaranya:
- Dengan mempelajari topic ini saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang teori yang melatarbelakangi perlunya pembelajaran berdiferensiasi seperti teori system ekologi Bronfrenbenner, multiple intelligences, zone of proximal development (ZPD), dan learning modalities.
- Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu usaha atau proses untuk menyesuaikan sistem pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar dan kemampuan setiap peserta didik yang berbeda-beda. Dalam prinsip pembelajaran diferensiasi setiap peserta didik memiliki keunikan dan kemampuannya, serta cara yang berbeda-berbeda dalam memahami suatu ilmu atau materi pelajaran. Maka dari itu, pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif serta menjawab kebutuhan belajar peserta didik yang beragam serta potensi yang dimilikinya dapat berkembang sehingga peserta didik mempunyai kebebasan dalam belajar serta hak-hak belajarnya dapat terpenuhi.
- Hal paling mendasar dari pembelajaran berdifensiasi adalah pemetaan kebutuhan belajar siswa sesuai kemampuan awal dan gaya belajar yang mereka suka sehingga bisa menciptakan kelas yang aktif. Langkah awal untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi adalah memetakan kebutuhan belajar peserta didik. Menurut Tomlinson (2001) kebutuhan belajar peserta didik tersebut dapat dikatergorikan menjadi tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Â Selain itu di dalam topik ini dijelaskan bahwa setiap peserta didik mempunyai keanekaragaman yang berbeda. Maka dari itu dengan saya mempelajari materi ini, maka sudah seharusnya saya dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini dengan cara mengakomodir setiap kebutuhan peserta didik di kelas.
- Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan dengan 4 cara (Tomlinson, 2000) diantaranya: Konten/isi, yang berkaitan dengan kurikulum dan materi apa yang dipelajari oleh peserta didik. Proses, merupakan cara peserta didik dalam mengolah informasi dan ide. Produk, merupakan interpretasi terhadap apa yang telah diperoleh/dipelajari oleh peserta didik. dan lingkungan belajar, merupakan keadaan, perasaan dan cara peserta didik bekerja dalam pembelajaran.
Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap siswa di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan siswa yang harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya. Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu. Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu untuk mengakomodir setiap keragaman peserta didik maka diperlukan adanya sebuah penerapan pembelajaran berdiferensiasi supaya peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan salah satunya adalah dengan melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu usaha atau proses untuk menyesuaikan sistem pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar dan kemampuan setiap peserta didik yang berbeda-beda. Dalam prinsip pembelajaran diferensiasi setiap peserta didik memiliki keunikan dan kemampuannya, serta cara yang berbeda-berbeda dalam memahami suatu ilmu atau materi pelajaran. Melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik dapat memaksimalkan kemampuan mereka. Guru perlu mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan agar proses pembelajaran menjadi efektif. Sebelum mengimplementasikan hal tersebut maka sudah seharusnya guru perlu mengetahui terlebih dulu mengenai teori-teori yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi ini diantaranya:
- Teori Bronfenbrenner yang menyebutkan bahwa adanya lima sistem lingkungan berlapis yang saling berkaitan, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem. Satu hal yang terpenting dalam teori ekologi Brofenbenner adalah bahwa pengkajian perkembangan anak dari subsistem manapun, harus berpusat pada anak, artinya pengalaman hidup anak yang dianggap menjadi penggerak utama bagi perkembangan karakter dan habitnya di kemudian hari.
- Â Teori multiple intelligences yang menyebutkan bahwa gagasan bahwa perbedaan individu sangat penting. Menurut Gardner kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil tes psikologi standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk-produk baru yang punya nilai budaya (creativity). Â Yang termasuk kedalam multiple intelligences diantaranya: (1) verbal-linguistik, (2) logis-matematis, (3) spasial-visual, (4) kinestetik-jasmani, (5) musikal, (6) intrapersonal, (7) interpersonal, (8) naturalis, dan (9) eksistensial.
- Teori One Of Proximal Development. Dalam teori ini dijelaskan bahwa jarak antara kemampuan siswa untuk melakukan tugas di bawah bimbingan orang dewasa dengan pemecahan masalah secara mandiri sesuai kemampuan siswa.
- Teori Learning modalities atau modalitas dalam belajar yang biasa dikenal sebagai VAK (visual, auditori, dan kinestetik).
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berakar pada pemenuhan kebutuhan murid baik dari segi kesiapan belajar, minat, atau profil belajarnya dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. langkah-langkah dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut:
- Menentukan tujuan pembelajaranÂ
- Memetakan kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat, profil belajar). Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya
- Menentukan strategi dan alat penilaian yang akan digunakan (mentukan bentuk penilaian akhir yang merupakan kombinasi portofolio, proyek, dan tertulis kemudian buat rubrik penilaiannya). Strategi dan alat penilaian Dimulai dari melakukan diagnotic pada siswa untuk mengelompokan berdasarkan kemampuan awal peserta didik Memberikan materi pembelajaran dengan media belajar yang mereka sukai, atau bisa memberikan ruang kepada peserta didik untuk mencari sumber belajar yang sesuai minatnya serta memberikan ruang eksplorasi kepada peserta didik untuk berdiskusi. sehingga guru tahu posisi murid ada di mana dan kendala apa yang dihadapinya dalam menentukan penilaian dengan memperhatikan proses belajar serta assesmen sumatif dan formatif.
- Menentukan kegiatan pembelajaran. Terdapat tiga strategi diferensiasi dalam kegiatan pembelajaran diantaranya: 1)Direfensiasi konten yang merupakan materi apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Dalam diferensiasi konten ini guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. 2) Diferensiasi proses yang mengacu pada bagaimana didik akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. 3) Diferensiasi produk yang merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Koneksi Antar Materi
Koneksi Topik 1 mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi dengan mata kuliah lain:
- Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya
- Didalam mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya dijelaskan bahwa peserta didik mempunyai karakteristik masing-masing baik dari aspek agama, moral, budaya, kognitif, sosial emosional, bahasa, fisik, motori, seni, dan masih banya lagi. Maka dari itu kaitannya dengan mata kuliah ini bahwa guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang berbeda-beda agar dapat mengoptimalkan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
- Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Filosopi Pendidikan Indonesia
- Didalam Filosopi Pendidikan Indonesia dijelaskan menurut Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun kodrat yang ada pada diri anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tinggi. Ki Hadjar Dewantara mengilustrasikan guru yang diibaratkan petani dan peserta didik adalah benihnya yang tumbuh berbeda  jenis  dan  perkembangannya.  Setiap individu adalah pribadi yang unik, memiliki karakter khas yang membedakannya dengan individu lain. Sejak dilahirkan setiap anak memiliki perilaku, watak, karakter, bakat, minat, tingkat emosional, dan kecerdasan yang berbeda. Anak kembar yang lahir dari rahim yang sama pun pasti akan memiliki perbedaan karakter. Berdasarkan  filosofi  Ki  Hajar  Dewantara,  guru  dituntut  untuk  menuntun peserta  didik  sesuai  kodrat  alam  dan  zamannya.  Agar  dapat  mengembangkan bakat  dan  minat  yang  dimiliki  peserta  didik  dan  mencapai  hasil  belajar  yang optimal,  disinilah  peran  guru  dalam  memodifikasi  pembelajaran  agar  dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam mata kuliah Filosopi Pendidikan Indonesia tentunya sejalan dengan mata kuliah Pembelajaran berdiferensiasi bahwa dalam pendidikan dan pengajaran seyogyanya guru harus memperhatikan kodrat dan hakekat dari pada murid. Sesuai dengan filosofi dari KHD bahwa kodrat anak dipengaruhi oleh kodrat alam dan kodrat zaman untuk mencapai hasil belajar yang optimal.Â
- Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Prinsip  Pengajaran  dan  Asesmen  yang Efektif di Sekolah Menengah
- Pembelajaran merupakan proses interaksi antara murid, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan murid yang beragam melalui strategi pembelajaran berdiferensiasi. Perancangan pembelajaran perlu mempertimbangkan tahap perkembangan dan  tingkat  pencapaian  peserta  didik,  sesuai dengan  kebutuhan  belajar,  serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam.  Guru  perlu  melakukan  asesmen  di  awal  pembelajaran  guna  mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar. Asesmen ini ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan pencapaian peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H