Mohon tunggu...
Cika Tesazabalia
Cika Tesazabalia Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja cika

Masih belajar, banyak kurangnya. Dibaca ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Amor Fati - Dear Juno

4 Agustus 2021   21:31 Diperbarui: 4 Agustus 2021   21:48 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu adalah sore terbaik dipenghujung bulan Juli. Sore yang menurut aku jadi sejarah yang paling mengesankan. Sore yang menjadi catatan tak terlupakan, sore yang menjadi saksi tentang betapa baiknya takdir yang sudah Tuhan rencanakan. Sore itu adalah ketidaksengajaan, sore yang menjadi perbincangan paling panjang dari Juno, dan aku "Thena"

"Jun kamu percaya? Kata orang yang namanya manusia pasti punya seseorang yang pada kenyataannya tak mampu dimiliki. Tapi berbeda denganku"

Hah, Berbeda?

"Iya, aku sudah mengenal seseorang yang bahkan sudah bisa aku miliki hari ini tanpa aku minta seisi duniapun tau bahwa aku menginginkannya".

Juno menunjuk tangannya ke arahnya "maksud kamu aku?"

Aku tersenyum "Iya. Kamu. jadi bukannya persepsi manusia itu salah?"

Salah.  Tapi kesalahan itu hanya berlaku untuk kita berdua

"Aku sudah memiliki apa yang aku minta hari ini. aku tau tugasmu masih banyak, jalanmu masih sangat panjang, tapi bolehkah aku minta satu hal ini kepadamu?

Apa?

"Jadikan aku salah satu dari bagian tujuan yang ingin kamu capai, entah itu masa depan atau kebahagiaan aku mau keduanya. Tapi jun..." aku mengela napas

Iya Thena kenapa?

"Kamu tau? Musuh terbesar manusia adalah harapannya sendiri

Jadi maksud kamu, kamu tidak ingin berharap padaku? Kamu tidak percaya pada apa yang akan aku usahakan untuk kamu nanti?

"Engga gitu. Aku mau kita sama-sama berjalan tapi aku takut aku jalan diatas harapan yang sudah aku buat sendirian"

Thena dengerin aku baik-baik. harapan yang kamu buat adalah harapan aku juga. Jadi bisakan engga usah takut, ga usah mikirin hal-hal yang kita aja engga tau bakalan kaya gimana. Bisa kan engga negative thinking karena kalau pikiran udah buruk biasanya suka jadi kenyataan aku gamau itu sampe terjadi. Jadi bisa kan terus berpikiran baik buat kedepannya dan ga berpikir yang aneh-aneh lagi, janji?

"Janji" kataku "Jun kamu tau amor pati?"

Hah apa amor pati?

"Mencintai nasib. Entah kenapa rasanya setelah aku bertemu dengan kamu hari itu aku jadi semakin mencintai takdir yang sampai hari ini selalu berpihak padaku. Aku jadi semakin bersyukur karena aku sudah memiliki kamu, aku jadi semakin mencintai takdirku tapi aku tau aku tidak boleh terlalu berlebihan. bukannya segala sesuatu yang berlebihan justru itu yang engga baik?

Thena, I love u

"Jun" Kataku, aku memeluk Juno dan berbisik "I love u too, tapi jun"

Kenapa harus ada tapi Thena?

"Jun aku tulus, tapi kamu harus tau ada beberapa bagian dari sifatku yang mungkin akan membuat kamu berpikir ulang"

Kenapa harus begitu? Aku menyukai semua yang ada pada kamu

"Tapi Jun, aku ini si penakut, aku mudah cemburu, aku si pemikir keras, kerjaanku memikir hal yang engga-engga, aku akan bereaksi secara berlebihan ketika aku tau kamu dekat-dekat dengan perempuan lain diluar sana, aku si negative thinking yang akan berpikir keras tentang banyak hal yang bahkan belum terjadi. Maaf seiring berjalannya waktu kamu pasti akan mendapat banyak kejutan dari sifat-sifat burukku yang lainnya"

Tapi Then, itulah amor pati. Aku mencintai takdirku karena itulah aku mencintai semua yang ada pada dirimu, aku tidak peduli kamu si penakut, si pemikir keras, ataupun si negative thinking kamu adalah kamu dan aku akan selalu menyuakainya

Aku tersenyum pada Juno membayangkan betapa indahnya kado yang semesta kirim untuk aku hari ini. dan aku mulai percaya bahwa semesta tidak pernah membuat kecewa.

"Jun, aku gatau endingnya bakalan kaya gimana tapi bolehkan aku nunggu kamu sambil doain kamu dari sini? Aku mau minta sama Tuhan supaya Tuhan jaga kamu baik-baik. Akhirnya akan seperti apa aku pasrahkan yang terbaik pada semesta, tapi percayalah tidak akan pernah ada yang berkurang entah itu perasaan atau rindu yang selama ini belum sempat aku sampaikan. Jun... aku akan tetap berpegang teguh pada prinsip yang mungkin akan dirasa tidak adil, tapi itulah amor pati, berlapang dada menerima semua takdir yang sudah Tuhan kirim. Jun, aku mencintaimu dan akan selalu"

Juno memelukku. Tanganku memeluknya balik. Aku sungguh sangat mencintai lelaki ini, aku harap Tuhan mengabulkan semua doa-doa yang selama ini sudah aku titipkan pada semesta.

Terimkasih support system terbaik sepanjang tahun 2021 -Juno, lelaki yang aku samarkan namanya, lelaki yang aku temui belum lama tapi sudah bisa merebut hati yang bahkan sudah mati sebelumnya.  Jun, Terimakasih sudah melengkapiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun