Hari ini 31 Desember 2020, di penghujung tahun yang aku nantikan aku ingin sekali mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya untuk diriku, maaf telah mengecewakan, maaf banyak sekali mimpi dan harapan yang dengan atau tanpa sengaja ditunda, maaf karena mimpi-mimpi yang telah dituliskan tidak bisa diwujudkan.
Maaf karena telah sengaja membuat hati begitu terluka dengan pengalaman cinta yang tidak semestinya, yang hanya berujung pada rasa sedih dan trauma, maaf atas pencapaian yang tidak bisa meningkat bahkan cenderung menurun, maaf telah membuat ekspektasi yang begitu tinggi namun sungkan untuk diraih, bukannya tidak mampu tapi rasanya tangan ini tidak sampai, mimpiku terlalu tinggi sementara usaha dan doaku kurang.
Maaf untuk segala pengorbanan namun berujung sia-sia dan penyesalan, maaf untuk segala hal yang terjadi yang tidak pernah dikehendaki hati, maaf untuk tahun yang panjang namun rasanya berat sekali, maaf aku tidak bersungguh-sungguh padahal kesempatan selalu datang di setiap aku butuh, sebab akhirnya aku tahu bahwa fase yang paling sulit yang pernah aku lalui adalah memaafkan diri sendiri.Â
Maaf karena terlalu sering menyepelekan, dan terima kasih telah bertahan, bersabar, berjuang sampai detik ini.Â
Terimakasih sudah sangat hebat, terimakasih sudah kuat, sungguh tahun yang sangat luar biasa. sesekali aku ingin memeluk diriku sendiri, memberikan ucapan selamat yang sebanyak-banyaknya dan memberikan tepuk tangan yang begitu meriahnya hanya untuk aku. Terimakasih untuk tahun yang begitu panjang. Â
Detik-detik pergantian tahun akan segera dimulai, seperti biasa setiap tahunnya selalu ada momen yang tidak boleh dilewatkan. Membakar jagung, memanggang ayam, menyalakan petasan, bahkan sampai tidur di atas rumput di halaman depan rumah adalah hal yang paling menyenangkan.Â
Tikar nenek adalah saksi pergantian malam yang selalu dinantikan. Balkon kamar selalu menjadi awal untuk memulai kehidupan yang akan direncanakan selama satu tahun ke depan. Dan cermin kamar adalah saksi perjanjian aku dengan diriku sendiri, berdialog dengan bayangan sendiri, membuat nota kesepakatan dengan diri sendiri, dan segala hal yang akan aku lakukan untuk setiap tujuan selama satu tahun yang harus aku wujudkan. Aku tidak boleh melanggar, aku harus berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengecewakan lagi.
Pukul 23.30 adalah waktu yang paling aku nanti, bagian mengevaluasi diri sendiri adalah hal yang paling aku sukai. 30 menit sebelum pukul 00.00 ibu selalu menyuruhku untuk pergi ke kamar, berhadapan dengan cermin untuk melihat bagaimana aku, siapa aku, dan apa yang aku lakukan ke depan tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.Â
Kata ibu sesuatu yang telah hilang biarkan, jadikan sebagai pelajaran terbaik yang tidak boleh dilupakan. Hidup itu pilihan, tapi berjalan ke depan adalah suatu keharusan. Mengikhlaskan yang sudah pergi adalah anugrah terbaik yang diberikan hati. ibu selalu berpesan bahwa tidak ada satu pun yang akan mengetahui takdir dan garis seseorang, tapi serumit apapun jalannya, semuanya akan berjalan baik-baik saja, karena selalu ada doa ibu yang menemani di setiap langkah perjalanan.Â
Segala hal yang sudah berjalan, tidak usah disesali, kata ibu itu adalah bagian surat takdir yang harus disyukuri. Dan aku sangat bersyukur memiliki ibu seperti ibu. Aku ingin berterima kasih karena telah dilahirkan dari seorang Rahim perempuan yang begitu luar biasa seperti ibu, dibesarkan tanpa ada satu pun yang kurang.Â
Walaupun tahun ini sangat berat, selalu ada motivasi ibu yang meringankan. Terima kasih banyak bu, sungguh aku sangat menyayangi ibu lebih dari apapun. Bahagia ibu adalah prioritasku yang harus dan akan diutamakan. Bahagia ibu adalah point penting di bab bagian paling depan.Â