Tren Penipuan Crypto Meningkat Pesat, Apa Yang Harus Dilakukan?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia aset digital terutama cryptocurrency, telah mengalami lonjakan popularitas. 

Sayangnya, di balik potensi keuntungan yang menggiurkan, ancaman penipuan berbasis kripto semakin meresahkan. 

Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan pada serangan phishing kripto yang menargetkan pengguna dengan berbagai modus.

Baca juga: Bubur Kacang Hijau Bantu Hangatkan Tubuh di Musim Penghujan

Menurut laporan yang dirilis Scam Sniffer, perusahaan keamanan Web3, serangan penipuan kripto telah menyebabkan kerugian hingga 494 juta dolar AS pada tahun 2024, meningkat 67% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Lebih dari 332 ribu korban dilaporkan terkena dampak penipuan phishing ini. Bahkan, data FBI pada tahun 2023 mencatat lebih dari 69 ribu aduan terkait kejahatan siber dan penipuan finansial yang melibatkan cryptocurrency, dengan total kerugian mencapai 5,6 miliar dolar AS.

Salah satu modus yang paling sering ditemukan adalah penipuan berkedok investasi aset kripto. Penipu menggunakan janji keuntungan besar untuk memikat korban, namun pada akhirnya dana yang diinvestasikan lenyap tanpa jejak.

Mengapa Penipuan Ini Semakin Marak?

Baca juga: Flexing Culture di Instagram: Terinspirasi atau Bikin Iri?

Pertumbuhan pengguna kripto yang pesat tidak selalu diimbangi dengan literasi digital dan finansial yang memadai. Banyak pengguna baru yang tergiur oleh tren tanpa memahami risiko yang ada. Ditambah lagi, promosi investasi kripto oleh influencer yang kurang terverifikasi sering kali menjadi pintu masuk bagi penipuan.

Baca juga: Tergoda Beli Skincare Baru, Padahal yang Lama Belum Habis?

Selain itu, perkembangan teknologi blockchain yang kompleks juga dimanfaatkan oleh para pelaku untuk membuat skema penipuan yang sulit dideteksi. Hal ini semakin diperparah oleh kurangnya regulasi yang kuat di sektor perdagangan kripto, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?