Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Sukacita Natal: Menyambut Raja Damai di Hati Kita

23 Desember 2024   23:09 Diperbarui: 23 Desember 2024   23:17 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja Damai Telah Datang (Sumber: Unsplash/Dan Kiefer)

Apa arti Natal bagimu?

Apakah hanya sekadar momen untuk menyaksikan gemerlap lampu pohon Natal, bertukar hadiah, atau menikmati makan malam keluarga? Atau ada sesuatu yang lebih besar, lebih mendalam, yang perlu kita renungkan?

Ketika malam Natal tiba, ada baiknya kita bertanya: sudahkah kita benar-benar memahami makna kehadiran Tuhan Yesus sebagai Sang Raja Damai dalam hidup kita?  

Natal bukan hanya tradisi tahunan. Ini adalah peristiwa yang mengubah sejarah dunia. Allah hadir dalam wujud manusia, lahir bukan di istana megah tetapi di kandang domba yang sederhana. Kehadiran-Nya mengingatkan kita bahwa damai sejati tidak ditemukan dalam kekayaan atau kemegahan duniawi, melainkan dalam hubungan kita dengan-Nya.  

Yesus, Sang Raja yang Membawa Damai

Di tengah dunia yang sering begitu kacau, kelahiran Yesus membawa pesan yang jelas: damai itu ada dan datang melalui-Nya.

Namun, damai yang ditawarkan Yesus berbeda dari damai duniawi. Dunia mungkin menjanjikan kedamaian melalui stabilitas finansial, karir, atau hubungan.

Tetapi, damai dari Yesus melampaui itu semua, karena Ia memberikan damai bagi jiwa kita.  

Palungan di Betlehem menjadi simbol kesederhanaan yang membawa makna besar. Yesus memilih lahir dalam kerendahan untuk menunjukkan bahwa damai yang Ia tawarkan adalah untuk semua orang, baik yang berkedudukan tinggi maupun rendah; kuat maupun lemah.

Natal adalah undangan terbuka untuk setiap hati yang bersedia menerima-Nya. Apakah kita sudah membiarkan Raja Damai memerintah dalam hidup kita?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun