Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jompo di Usia Muda: Kenapa Siswa Sekarang Lebih Banyak PR daripada Bermain?

18 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   02:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengerjakan PR (Sumber: Unsplash/Joshua Hoehne)

Kenapa Begitu?

Ya, salah satunya karena perubahan dalam kurikulum pendidikan kita. Kalau dulu, mungkin PR hanya soal latihan soal atau membaca buku, tapi sekarang banyak sekali mata pelajaran yang disertai dengan proyek atau tugas besar yang harus dikerjakan berkelompok. 

Bahkan dalam Kurikulum Merdeka sekalipun, meski ada penekanan pada kreativitas dan kemandirian, hal itu malah membuat beban tugas semakin besar. Siswa dituntut untuk tidak hanya memahami materi, tapi juga bisa mengimplementasikannya dalam berbagai bentuk proyek yang seringkali membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

Kurikulum Merdeka, yang mengutamakan pembelajaran berbasis proyek, memang bertujuan agar siswa bisa mengasah keterampilan yang lebih aplikatif. Namun, di sisi lain, ini juga menyebabkan para siswa lebih banyak bekerja di luar jam sekolah. 

Meskipun tujuan utamanya adalah untuk mempersiapkan mereka menjadi individu yang kreatif dan mandiri, faktanya, tumpukan proyek dan tugas ini justru menyebabkan banyak siswa merasa lebih "berat" daripada yang mereka bayangkan. Jadi, gak heran kalau mereka mulai merasa "tua" karena kebanyakan mikir daripada bermain.

PR atau Main, Pilihan Kapan Saja?

Yang jadi pertanyaan, apakah ini pilihan yang benar? Benar sih, PR dan proyek membuat siswa lebih aktif berpikir dan belajar, tapi jangan sampai malah bikin mereka kehabisan waktu untuk hal-hal yang penting juga, seperti bersosialisasi atau hanya sekadar bersantai. 

Kita gak bisa pungkiri kalau PR itu penting, apalagi dalam dunia pendidikan yang semakin kompetitif ini, tapi penting juga buat anak-anak zaman sekarang untuk tahu kapan waktu yang tepat buat berhenti sejenak, meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan menikmati masa muda yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan, bukan hanya deadline dan angka-angka.

Di tengah tekanan tugas yang seakan gak ada habisnya, ada baiknya siswa belajar untuk mengelola waktu mereka dengan bijak. Mengatur waktu antara PR, kegiatan sekolah, dan waktu pribadi bukan cuma untuk kepentingan akademis, tapi juga untuk kesehatan mental. Kalau siswa terus-menerus terjebak dalam lingkaran PR dan proyek, mereka bisa merasa tertekan dan stres. Lagian, bukankah masa muda itu waktunya untuk menikmati hidup? Jangan sampai mereka jadi "remaja jompo" yang stres cuma karena tumpukan tugas.

Manajemen Waktu sebagai Kunci Utama

Jadi, buat para siswa dan orang tua di luar sana, yuk coba buat manajemen waktu yang lebih baik! Jangan sampai PR jadi alasan utama kenapa kalian gak bisa menikmati masa remaja. Cobalah untuk menyusun jadwal yang memungkinkan kalian untuk tetap fokus dalam belajar, tapi juga memberi ruang untuk bermain dan menikmati waktu bersama teman-teman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun