Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Di Balik Pintu Toilet: Ketika Siswa Menyembunyikan Luka dari Tekanan Sekolah

15 Desember 2024   20:21 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata "toilet sekolah," apa yang terlintas di benak Anda? 

Toilet sekolah dianggap sebagai fasilitas yang hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologis. Namun, apakah itu saja? 

Di balik fungsi praktisnya, toilet sekolah menyimpan lebih dari sekadar tempat untuk membersihkan diri. Bagi sebagian siswa, toilet bisa menjadi tempat pelarian dari tekanan kehidupan sekolah yang penuh tuntutan, baik dari tugas, nilai, maupun interaksi sosial yang melelahkan dengan guru dan teman-temannya.

Bayangkan saja. Setelah tertekan oleh situasi di kelas, seorang siswa memilih untuk bersembunyi sejenak di bilik toilet. Di sana, tanpa gangguan, mereka bisa menangis, meredakan stres, atau hanya berdiam diri untuk menyusun kekuatan. Toilet sekolah, meski sering kali dianggap remeh, ternyata menjadi ruang aman yang memberikan kesempatan untuk bernapas sebelum kembali menghadapi dunia luar yang kadang tak ramah.

Namun, di sisi lain, toilet sekolah juga mencerminkan kebersihan dan budaya disiplin yang diterapkan di sekolah. Kebersihan toilet tidak hanya soal kenyamanan fisik, tetapi juga mencerminkan perhatian sekolah terhadap kesejahteraan siswanya. Jadi, apakah arti toilet sekolah bagi siswa dan siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga kebersihannya?

Toilet Sekolah sebagai Safe Space

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sekolah yang penuh tekanan: tugas yang menumpuk, nilai yang harus dijaga, dan persaingan antar teman, ada satu tempat yang tidak akan terlupakan. Tempat ini sungguh berarti bagi sebagian siswa: toilet sekolah. Bukan sekadar fasilitas untuk memenuhi kebutuhan fisik, toilet menjadi ruang kecil yang menawarkan kedamaian sejenak. Tempat di mana siswa bisa menarik napas dan melepaskan beban emosional yang sulit diungkapkan.

Bayangkan seorang siswa yang baru saja dimarahi di depan kelas, malu dan kecewa. Alih-alih kembali duduk dengan wajah penuh air mata, ia memilih bersembunyi di balik pintu toilet. Di sana, tanpa suara yang menghakimi, ia bisa menangis tanpa rasa takut. Toilet, meski tidak sempurna, menjadi ruang aman yang memberi kesempatan untuk meredakan perasaan yang tak bisa diungkapkan di luar sana.

Bagi sebagian siswa, toilet adalah tempat lebih dari sekadar pelarian. Ia menjadi ruang refleksi, tempat untuk meresapi perasaan yang tidak bisa dibagikan kepada siapa pun. Ada yang menghabiskan waktu di sana untuk merenung, merencanakan langkah berikutnya, atau hanya untuk menghindari dunia luar yang kadang terasa begitu menekan. Ironisnya, tempat yang seharusnya menjadi sekadar ruang transit ini malah menjadi salah satu tempat paling intim bagi mereka yang merasa sendirian, tertekan, dan tidak menemukan dukungan di tempat lain.

Cermin Kebersihan dan Disiplin Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun