1. Ikut-ikutan Tren
"Influencer bilang saham ini bakalan bagi-bagi dividen tahun ini. Yuk buruan, langsung beli!" Kalau kamu termasuk yang suka mengambil keputusan seperti ini, waspada. Tren sesaat sering kali tidak diikuti dengan analisis mendalam, sehingga mudah membuatmu rugi.
2. FOMO (Fear of Missing Out)
Rasa takut ketinggalan tren membuat banyak investor pemula asal beli saat harga saham sedang tinggi. Akibatnya, mereka malah menjual di harga rendah karena panik saat harga turun.
3. Tidak Punya Tujuan Investasi
Investasi tanpa tujuan jelas seperti naik bus tanpa tahu mau ke mana. Apakah kamu ingin investasi untuk dana pensiun, beli rumah, atau hanya belajar? Tanpa tujuan, kamu cenderung mengambil langkah impulsif.
Panduan Singkat untuk Mulai Investasi Tanpa Drama
1. Pahami Risiko dan Profil Investasi
Setiap orang punya tingkat toleransi risiko yang berbeda, jadi penting banget untuk mengenal diri sendiri sebelum mulai investasi. Kalau kamu baru banget mulai, aplikasi investasi yang user-friendly seperti Bibit bisa jadi pilihan yang tepat. Misalnya, kalau kamu tipe yang lebih hati-hati, kamu bisa pilih instrumen yang lebih stabil, seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Kalau agak lebih berani, reksa dana campuran atau obligasi bisa jadi pilihan yang lebih moderat. Tapi kalau kamu tipe yang agresif dan siap dengan risiko besar, saham atau kripto bisa jadi pilihan, asalkan kamu udah paham betul cara mainnya dan risikonya.
2. Belajar Dasar-Dasar Investasi
Jangan langsung terjun ke dunia investasi tanpa bekal pengetahuan. Mulailah dengan belajar dasar-dasar investasi dari berbagai sumber yang terpercaya. Kamu bisa baca buku atau artikel tentang investasi, nonton video edukasi di YouTube, atau cek aplikasi resmi dari OJK atau platform seperti Stockbit. Dengan pemahaman yang cukup, kamu bisa bikin keputusan yang lebih bijak dan terhindar dari kesalahan yang bisa merugikan.