Pernah nggak sih, kamu lagi asyik nonton film di bioskop, tiba-tiba terdengar suara "klik-klik" atau suara kamera yang agak mengganggu? Atau mungkin kamu pernah lihat ada seseorang yang sibuk memegang kamera, mencoba merekam layar besar sambil sesekali melirik ke sekitar? Kalau iya, pasti muncul pertanyaan, "Kenapa ada tukang rekam di bioskop?" Bukankah kita semua ke sana untuk menikmati film, bukan untuk jadi bagian dari adegan di layar?
Mungkin yang satu ini lebih cocok disebut "casting untuk jadi kameramen" daripada nonton film. Bagi mereka, bioskop bukan cuma tempat buat makan popcorn atau menangis pas adegan sedih, tapi juga tempat untuk jadi sutradara, kameramen, sekaligus "penjaga film" yang siap membagikan film terbaru.Â
Saking semangatnya, sampai-sampai mereka rela berdiri di kursi atau mengarahkan kameranya ke layar dengan harapan bisa "menangkap momen" (bukan di Instagram, tapi langsung di bioskop). Padahal, yang harusnya ditangkap itu justru ekspresi penonton yang kecewa, bukan film Indonesia yang udah sebagus itu dibajak tanpa izin!
Well, sebelum kamu berpikir bahwa itu adalah ulah penggemar film yang terlalu terobsesi, mari kita bahas lebih lanjut mengenai fenomena ini.
Siapa Mereka yang Menjadi "Tukang Rekam" di Bioskop?
Tukang rekam, atau biasa dikenal sebagai pembajak film, adalah individu yang mencoba merekam film yang sedang diputar di bioskop untuk dijual atau disebarluaskan di internet. Ini adalah praktik ilegal yang sangat merugikan industri film dan para pembuatnya. Biasanya, mereka akan menggunakan kamera atau bahkan ponsel untuk merekam seluruh film dari layar bioskop.
Tujuan mereka jelas: merekam film tersebut dan mengunggahnya ke platform ilegal untuk dinikmati orang lain secara gratis. Jadi, jika kamu sedang asyik menonton film dan tiba-tiba merasa ada yang mengganggu fokus, bisa jadi ada seorang "tukang rekam" yang tengah bekerja.
Kenapa Mereka Melakukan Itu?
Ada beberapa alasan mengapa orang-orang ini nekat melakukannya meskipun tahu ini adalah tindakan ilegal. Pertama, ada motivasi finansial. Mereka bisa mendapatkan uang dengan menjual salinan film bajakan atau dengan memasang iklan di situs yang menawarkan film-film bajakan. Selain itu, ada juga yang melakukan ini sebagai bagian dari komunitas tertentu yang "hobi" berbagi film gratis, meski tentu saja hal ini merugikan banyak pihak.
Selain faktor uang, ada juga yang melakukan ini karena kurangnya kesadaran tentang dampak negatif dari pembajakan. Mungkin bagi mereka, menonton film di bioskop dan merekamnya adalah hal yang biasa---padahal, mereka sebenarnya sedang mencuri hak cipta dan merusak industri film secara keseluruhan.