Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie yang gemar menulis

Pemerhati media dan seisi kata-katanya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stop Bilang Enggak Bisa, Saatnya Ubah Pola Pikirmu!

21 November 2024   21:18 Diperbarui: 21 November 2024   21:31 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mindset (Sumber: Unsplash/Seema Miah)

Seseorang Berjalan (Sumber: Unsplash/Andrew Gook)
Seseorang Berjalan (Sumber: Unsplash/Andrew Gook)
Berani mengambil langkah kecil adalah kunci untuk mematahkan batas yang Anda buat sendiri. Bayangkan ini: Anda nggak harus langsung ikut maraton kalau biasanya cuma lari dari kenyataan. Mulai saja dengan olahraga 5 menit, dan biarkan tubuhmu menyesuaikan. Atau, kalau Anda merasa minder untuk mencoba sesuatu yang baru, seperti kursus online yang kelihatannya sulit, daftarkan diri dulu. Anda nggak harus sempurna, Anda hanya perlu memulai.

Kalau Anda merasa takut menghubungi seseorang yang Anda kagumi, coba mulai dengan pesan sederhana. Nggak perlu terlalu formal, cukup tunjukkan ketulusanmu. Siapa tahu, respons yang Anda terima akan membuka pintu baru. Intinya, langkah kecil ini mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa mengubah banyak hal.

Belajar dari Sang Raja Kegagalan

Thomas Edison pernah berkata, "Saya nggak gagal. Saya hanya menemukan 1.000 cara yang nggak berhasil." Bayangkan, kalau dia menyerah di percobaan ke-500, kita mungkin masih hidup dalam gelap sampai sekarang. Cerita Edison mengajarkan kita bahwa kegagalan adalah bagian dari proses. Jadi jika Anda merasa gagal, ingatlah bahwa itu bukanlah akhir dari segalanya. Anda harus percaya bahwa kegagalan itu justru jadi langkah awal menuju keberhasilan.

Lucunya memang kita sering banget membesar-besarkan kegagalan sendiri. Sekali gagal, langsung lemesnya minta ampun. Misalkan nih ya, kalau nggak bisa diet hari ini, langsung bilang, "Keknya gak ada harapan lagi deh bisa turunin berat badan." Padahal, satu cheat day bukan akhir dunia, kan? Nah, coba lihat kegagalan dengan sudut pandang baru: sebagai pembelajaran, bukan vonis.

Saatnya Bertindak!

Sekarang, coba renungkan: apa yang selama ini membuatmu ragu untuk melangkah? Apakah itu benar-benar penghalang, atau hanya pikiran negatif yang terus Anda ulangi? Kalau Anda terus bertanya-tanya tanpa mencoba, Anda nggak akan pernah tahu apa yang ada di balik tembok itu.

Coba bayangin diri Anda 5 tahun dari sekarang. Anda mau jadi orang yang bilang, "Untung aku coba," atau orang yang menyesal karena nggak berani ngambil langkah pertama? Semua itu tergantung Anda. Jangan biarkan rasa takut menghalangi langkah pertama. Mulai dari yang kecil, nggak perlu muluk-muluk sampai perfeksionis. Kalau gagal? Ya nggak apa-apa, itu bagian dari proses. Ingat, Thomas Edison yang gagal 1.000 kali aja nggak nyerah---dan akhirnya, dia punya lampu listrik!

Jadi, yuk mulai berhenti menjadi kritikus paling kejam untuk diri sendiri. Kalau Anda bisa melucu soal "nggak bisa diet karena nasi padang," kenapa nggak coba melucu dengan tantangan hidup? Siapa tahu, tantangan itu lebih lunak dari kulit ayam goreng favoritmu.

Mari kita bersama-sama break our limits dan temukan versi terbaik dari diri kita sendiri. Ingat, setiap langkah kecil yang Anda ambil membawa Anda lebih dekat ke tujuan. Kalau Thomas Edison bisa menemukan bola lampu setelah ribuan kegagalan, siapa tahu Anda bisa jadi Edison versi modern---yang malah bisa temuin jalan terang di tengah gelapnya hidup! Jangan biarkan rasa takut menghalangimu, karena Anda nggak akan pernah tahu seberapa jauh Anda bisa melangkah sampai Anda mencoba. 

Meskipun langkah pertama cuma setengah langkah, ya nggak apa-apa. Kalau kata kita mah, yang penting coba aja dulu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun