Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apa Itu Diglosia?

6 November 2021   15:21 Diperbarui: 24 Januari 2022   20:17 5753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diglosia adalah istilah kata untuk keragaman dua dialek yang berasal dari satu bahasa induk dan diakui pada waktu bersamaan.

Tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diglosia memiliki arti situasi kebahasaan dengan pembagian fungsional atas variasi bahasa atau bahasa yang ada dalam masyarakat.

Ferguson mengartikan diglosia sebagai sebuah kata yang dapat digunakan untuk menyatakan peranan dua variasi bahasa yang mewakili keadaan masyarakat. Misalnya, ragam atau bahasa A untuk suasana resmi di kantor atau bahasa B untuk suasan intim di rumah.

Sejarah Singkat

Kata diglossie (penyerap diglosia) dimunculkan oleh Ioannis Psycharis, seorang bahasawan Yunani, Kemudian, perkembangan diglosia berlanjut pada tahun 1930 ketika William Marais, seorang ahli bahasa Arab mencoba untuk menuliskan situasi bahasa di Arab.

Hal ini yang mendorong praktik perpaduan bahasa di masyarakat, yaitu ragam formal dan non-formal dari satu perpaduan bahasa yang diakibatkan oleh latar belakang konteks sosial masyarakat.

Sumber lain mencatat diglosia merupakan hasil penemuan ide C.A. Ferguson yang dinyatakan dalam sebuah simposium. Tahun 1958, seorang sarjana Standford University membahas adanya sembilan kriteria diglosia, yaitu fungsi, prestise, warisan sastra, pemerolehan, standarisasi, stabilitas, gramatika, leksikon, dan fonologi.

Kriteria Diglosia

Tahun 1958, seorang sarjana Standford University membahas adanya sembilan kriteria diglosia, yaitu fungsi, prestise, warisan sastra, pemerolehan, standarisasi, stabilitas, gramatika, leksikon, dan fonologi.

Kriteria tersebut mengacu pada dua dialek bahasa yang terjadi pada bangsa Indonesia, yakni bahasa lisan dan bahasa tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun