Mohon tunggu...
Tesa Karamoy
Tesa Karamoy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Airlangga

Tertarik dengan permasalahan sosial dan pecinta dunia musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernikahan Dini, Penyebab Rantai Kemiskinan

31 Mei 2023   12:02 Diperbarui: 31 Mei 2023   14:33 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber : https://sman3pemalang.sch.id/read/pernikahan-dini.html

Faktor-faktor Penyebab

Salah satu faktor utama penyebab maraknya pernikahan dini di Indonesia adalah faktor ekonomi orang tua (keluarga), pola asuh, serta agama atau kepercayaan. Banyak orang tua menginginkan anaknya menikah dini karena persepsi yang kurang tepat, diantaranya adalah agar mereka tidak berzinah serta meringankan beban keluarga. 

Lalu ketika pasangan yang menikah dini ini memiliki anak, mereka mempercayai bahwa semakin banyak anak, semakin banyak pahalanya. Hal ini kurang tepat jika tidak memikirkan masa depan dan kesejahteraan anak itu sendiri.

Memiliki anak atau keturunan tentu membawa kebahagiaan bagi keluarga, namun jika anak hanya digunakan sebagai alat untuk memenuhi kepentingan dan kepuasaan orang tua saja, hal tersebut kurang tepat.

Mirisnya, karena tekanan ekonomi dan finansial yang rendah, saat ini banyak sekali orang yang mempergunakan anaknya sebagai alat untuk menghasilkan uang. Contohnya di jalan raya besar dekat lampu merah, banyak orang menggendong anaknya sambil meminta-minta kepada para pengendara yang lewat. Anak yang digendong tersebut digunakan agar orang-orang iba dan memberi sedekah kepada orang yang meminta tersebut.

Perlu digarisbawahi, tugas orang tua yang paling penting adalah membuka jalan bagi anak-anaknya dan menuntun mereka untuk mencapai potensi maksimalnya. Terlebih kemampuan mereka dalam berkreasi dan kedewasaan emosional dalam menghadapi kehidupan.

Faktor lainnya adalah pergaulan bebas. Anak-anak dengan orang tua yang memiliki keseharian bekerja jarang mendapatkan tuntunan yang tepat dari orang tua. Anak-anak akan mengeksplorasi lingkungan secara mandiri, dan kebanyakan orang tua yang bekerja tidak terlalu peduli bahkan acuh tak acuh dengan perkembangan kehidupan anaknya. 

Tanpa dukungan dan pemahaman yang tepat, seorang anak dapat masuk ke dalam pergaulan bebas yang saat ini sangat marak terjadi di Indonesia. Dengan melakukan aktivitas hubungan seks diluar nikah dapat berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan. Sehingga mau tidak mau, banyak orang tua yang menikahkan anaknya untuk menutupi aib tersebut. Yang paling fatal, anak tersebut dapat melakukan aborsi pada kehamilannya.

Tindakan untuk Mencegah

Melalui meningkatnya kasus dan banyaknya faktor yang memicu terjadinya pernikahan dini ini tentu sangat mengkhawatirkan. Namun ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar pernikahan dini dapat dicegah, yang pertama memberikan akses pendidikan yang lebih terbuka bagi setiap kalangan. Dengan terbukanya akses pada pendidikan yang lebih luas maka anak-anak akan mendapatkan kesempatan pekerjaan yang lebih tinggi dan dapat memperbaiki finansial keluarga.

Selanjutnya adalah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya pernikahan dini. Pemahaman ini dapat melalui edukasi seksual penggunaan kondom untuk mengurangi kemungkinan kehamilan, atau dengan memberikan edukasi kepada anak-anak di usia sekolah agar menghindari pergaulan bebas sedini mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun