Mohon tunggu...
Astuhariani
Astuhariani Mohon Tunggu... Petani - Damai itu indah

berpikir, berucap dan bertindak negatif itu menguras energi seseorang 99 kali lebih besar dibanding berpikir, berucap dan bertindak positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belenggu Nasib

22 Desember 2011   14:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sabarlah wahai istriku
tersenyumlah wahai anakku
jika waktunya tiba
kita kan kelilingi dunia ini
ke tanahnya yang suci

sabarlah wahai anak istriku
jika saatnya tiba
kan kuajak kalian ke bulan
kepenuhi segala impian

sabarlah wahai anak istriku
biarlah yang ini kupersembahkan dulu kepada mereka
Si Raja BBM, panglima PBB, Perdana Menteri Pajak, gubernur pupuk, herbisida dan perairan

sabarlah wahai sayangku
terima nasib ini dengan tulus ikhlas
mulai sekarang untuk sementara
butakanlah mata kalian
tulikan telinga kalian dengan sekeliling

mulai sekarang
bukalah mata kepada anugrah pencipta
dekatkan diri kepadaNya
mungkin ini hanyalah cobaan sesaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun