Mohon tunggu...
teruslanjut
teruslanjut Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dieng Wonosobo - Review Homestay Ortegha - (Episode 3) #teruslanjut

29 Desember 2016   16:07 Diperbarui: 29 Desember 2016   16:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(9 November 2016) 

Mata kami terbuka, hujan turun begitu deras. Ternyata Temon dan Jurek sedang melakukan proses offline video-video kami. Hujan sudah turun sejak pukul 10 pagi hingga sepanjang hari.Membuat kami banyak menghabiskan waktu di dalam Homestay yang sejak awal sudah terasa homey dan benar-benar nyaman untuk bekerja sambil bercengkerama.Betapa indahnya hari itu.

Lanjut di episode ini Jurek memperlihatkan penginapan kita.Total, pak Darsono punya 12 kamar yang terdiri dari dua kamar dengan kamar mandi dalam, dan kamar selebihnya menggunakan kamar mandi bersama.Tentunya kita pilih kamar dengan kamar mandi bersama – terkait budget dan memang kebetulan homestay sedang sepi pengunjung. Di sini disediakan pantry 24 jam self-service, ada teh, kopi, dan gula. Di rumah bertingkat dua ini, kami pilih kamar atas dengan pemandangan persawahan serta gunung yang mengapit Wonosobo.

Untuk urusan kakus, ada 4 kamar mandi luar dan beberapa diantaranya terdapat water heater. Pak Darsono menyediakan obat kumur, pasta gigi, dan sabun.Menjelang sore, kami juga sempat membeli mie instan di warung terdekat, dan memasaknya di dapur bersama.Untuk selanjutnya kami nikmati di tengah pelukan cuaca dingin Wonosobo. Memang rencananya hari ini kami habiskan untuk mengeksplor kota Wonosobo, tapi apa daya, langit sangat konsisten menurunkan air pada hari ini.

Kamar untuk dua orang dengan kamar mandi luar dipatok Rp. 175.000.Sedangkan, untuk kamar dengan kamar mandi dalam dihargai Rp. 250.000 per malam.

Satu hal yang selalu kami terima adalah tanggapan dari warga sekitar yang menganggap tujuan kami ke Wonosobo adalah ke Dieng.Padahal niat kami hanya ingin berjalan-jalan lepas tanpa ada tekanan tujuan wisata dan menikmati dinamika-dinamika selama perjalanan.Itulah yang membuat kami fleksibel dan lebih terbuka dengan adanya kondisi-kondisi tertentu di sini.Dinamika perjalanan merupakan satu hal yang membuat kami berani mengorbankan kerjaan tetap untuk melakukan perjalanan dan pekerjaan ini. (teruslanjut)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun