Gonjang-ganjing penghitungan suara sebenarnya hanya terjadi di medsos atau pun di lingkungan para pengurus Parpol. Masyarakat pada umumnya telah merasa lepas dari kewajiban setelah melakukan pencoblosan, sedangkan penghitungannya biarlah menjadi kewenangan lembaga terkait. Kalau bukan karena masifnya propaganda media massa, masyarakat tak bakalan tahu bahwa ada ketidakpercayaan kepada lembaga pemerintah, dalam hal ini KPU. Masyarakat tidak menyukai kelompok-kelompok yang cenderung melawan pemerintah, mencaci-maki pemerintah. Cari-cari masalah saja!
Lebih-lebih di Sumatera yang disibukkan oleh kegiatan-kegiatan pertanian, bicara politik itu dianggap sebagai kurang kerjaan. Mereka menganggapnya sebagai pembual, tukang jual obat atau si botol angin. Makin banyak bicara politik makin banyak utang di warung.
Adalah benar kebanyakan Warga Sumatera mendukung Prabowo, karena latarbelakangnya yang mantan petinggi ABRI, tegas dan pintar. Untuk itu Warga SDumatera sudah percaya bahwa Prabowo akan menjadi Presiden RI berikutnya. Adapun kasak-kusuk yang dilakukan Jokowi hanyalah sekedar basa-basi saja. Masyarakat tidak begitu percaya dengan omongan Jokowi, dengan alasan, bagaimanalah mempercayai seseorang yang penampilannya saja seperti orang cacingan.
Jadi, kalau kami di Sumatera baik-baik saja. Tak ada masalah dengan rilis KPU 22 Juli 2014. Serahkan semuanya kepada KPU, siapa pun yang terpilih tak jadi soal. Namun sebagai komunitas warga yang kebanyakan memilih Prabowo, tentu kami berharap Prabowo-lah pemenangnya.
Well, salam kebangsaan!
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H