Alasan Mengapa Saya Tidak Memilih Prabowo
Published on 8 April 2014 by
Pemilu presiden semakin dekat, beberapa tokoh sudah memastikan diri sebagai calon, salah satunya adalah Prabowo Subianto. Pada pemilu tahun 2009, Prabowo merupakan pasangan cawapres dari Megawati. Saat itu Gerindra masih merupakan partai kecil dan Prabowo belum sepopuler sekarang. Kini, setelah beberapa tahun, popularitas Prabowo meningkat tajam, beberapa kader Gerindra yang sukses memenangkan pilkada seperti Ahok dan Ridwan Kamil ikut berkontribusi terhadap pamor Prabowo, masyarakat pun banyak menaruh harapan pada beliau.
Pada awalnya saya beranggapan bahwa Prabowo adalah calon presiden yang layak untuk dipilih. Ketika melihat iklannya di media massa, terutama ketika pencalonan Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, saya merasa bersemangat dan optimis akan masa depan Indonesia jika dipimpin oleh beliau. Tapi lama-lama, seperti orang yang baru sadar dari hipnotis, saya kemudian mempertanyakan kembali, siapa Prabowo, bagaimana rekam jejaknya, benarkah dia layak dipilih? Hingga pada akhirnya saya menemukan beberapa alasan untuk mengatakan TIDAK, saya tidak akan memilih Prabowo.
Berikut ada 7 alasan yang membuat saya tidak akan memilih Prabowo dalam pemilu Presiden mendatang:
1. Kasus Pelanggaran HAM
Alasan yang paling kuat untuk menolak Prabowo sebagai presiden adalah karena isu keterlibatan beliau terhadap berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, mulai dari kasus perang di Timor Timur, Aceh, hingga penculikan aktivis di tahun 1997-1998.
Sebagai orang awam, jujur saya tidak begitu tahu persis bagaimana kasusnya dan apa peran Prabowo dalam kasus tersebut, namun fakta bahwa Prabowo tidak membantah kejadian penculikan aktivis melainkan hanya memberi klarifikasi yang ngambang, fakta bahwa beliau dipecat dari jabatannya yang menurut pengakuan Wiranto hal itu memang dikarenakan kasus penculikan aktivis, membuat kecurigaan saya semakin besar terhadap Prabowo.
Saya tidak berani mengambil risiko untuk memilih presiden yang terlibat kejahatan HAM, selain merasa bersalah kepada keluarga korban yang telah berjuang merebut reformasi, malu pada negara lain karena memiliki presiden dengan rekan jejak kasus berdarah, memilih presiden yang punya sifat seperti ini juga berisiko mengembalikan Indonesia kembali ke zaman pemerintahan otoriter, yang sekali lagi penuh dengan pelanggaran HAM.
2. Prabowo Minim Prestasi
Alasan lain yang juga penting adalah karena Prabowo termasuk calon presiden yang minim prestasi. Kenapa saya mengatakan minim prestasi, padahal artikelnya di Wikipedia lumayan panjang lho. Oke, ini dia alasannya:
- Prestasi di Bidang Militer Ketika saya berusaha mencari daftar prestasi Prabowo maka data yang paling mudah diperoleh adalah daftar penghargaan yang beliau peroleh di bidang militer. Tapi tunggu dulu, semua penghargaan di bidang militer itu sudah tidak ada nilainya lagi semenjak Prabowo dipecat dari kemiliteran. Prabowo dipecat karena terlibat kasus penculikan ateis dan itu merupakan kasus pelanggaran HAM yang berat dan tidak bisa dimaafkan. Karier militer Prabowo di bidang militer bisa dikatakan sudah hancur dan tidak ada artinya lagi.
- Sebagai Ketua HKTI Prabowo adalah ketua dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, tapi sungguh saya belum menemukan apa keberhasilan yang sudah diperoleh di masa kepemimpinan Prabowo. Jika tujuan organisasi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, harkat, dan martabat petani, maka sudahkah itu terwujud? Petani mana yang sudah berhasil ditingkatkan kesejahteraan, harkat, dan martabatnya? Pada kenyataannya berdasarkan data BPS, jumlah petani di Indonesia semakin berkurang, ini jelas menandakan bahwa petani tidak dianggap sebagai profesi yang menguntungkan oleh masyarakat. Ayah saya sendiri adalah seorang guru yang juga merangkap sebagai petani, kami sekeluarga juga punya mempekerjakan beberapa petani lain untuk menggarap lahan, tapi saya belum pernah mendengar yang namanya HKTI apalagi kontribusi mereka terhadap bidang pertanian di desa kami.
- Sebagai Ketua APPSI Selain sebagai ketua HKTI, Prabowo juga merupakan ketua dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, dan seperti halnya HKTI, saya pun bertanya-tanya tentang apa peran dan keberhasilan organisasi semasa kepemimpinan Prabowo. Pedagang pasar mana yang sudah berhasil disejahterakan? Apa yang dilakukan APPSI ketika kemarin sempat terjadi krisis, lonjakan harga, dan kelangkaan barang? Saya tidak mendapatkan informasi seperti itu, bahkan saya bertanya-tanya, ketika kemarin ada santer ada pemberitaan mengenai pemindahan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang ke Blok G, mereka APPSI kemana saja? Sekarang pedagang di Blok G Tanah Abang kembali mengeluh karena sepinya pembeli, kok APPSI diam saja? Sempat mencoba mencari informasi di situs APPSI, yang walaupun belum lengkap dan masih banyak ada kalimat “Lorem ipsum dolor sit amet, …”, setidaknya saya menemukan beberapa program kerja dari APPSI ini, dan karena di situs APPSI terdapat foto pasar kesenian, saya pun mencoba bertanya pada beberapa pedagang di Sukawati, Bali mengenai keberadaan APPSI dan program kerjanya tersebut, apakah ada semacam program edukasi untuk peningakatan SDM atau tidak, apakah mereka punya tanda anggota atau tidak, hasilnya mereka bahkan mengaku tidak pernah mendengar yang namanya APPSI.
- Sebagai Pengusaha Sebagai pengusaha pun saya masih mempertanyakan kemampuan Prabowo, mengingat salah satu perusahaannya kini mengalami masalah keuangan, bahkan sampai belum membayar gaji pegawainya selama beberapa bulan.