Mohon tunggu...
Don Kisot
Don Kisot Mohon Tunggu... -

Meminati seni budaya. Berusaha kritis dan sering tergelitik dengan ketidakbenaran- ketidakbecusan dalam hidup kehidupan ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Abai Pengkhianatan Sastra

2 Januari 2014   20:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

D memang lebih baik jadi penyair ketimbang cerpenis. Karena kalau di cerpen, orang yg suka bohong atau mencuri secara langsung/ tidak langsung gampang ketahuan (banyak kok sekarang penulis yang mencuri punya teman dengan berlindung di balik istilah influenz. Sastrawan sejati tak akan pernah melakukan hal seperti itu. Contoh: sekarang dia baca punya teman, setelah itu dia buat yang mirip). Tapi kalau di puisi, mau nyuri dua karung juga gak bakal ketahuan! Baguslah koran K dan Redakturnya HA mengarahkan D jadi penyair, apalagi targetnya sekadar muncul tiap minggu... ("Kejujuran dalam Sastra" Adam Gottar Parra di Grup Facebook Sastra Minggu).

Aku tahu yang dimaksudkan Adam. Aku yakin para penulis sastra yang masuk dalam berbagai grup facebook -- berkaitan dengan sastra -- pasti tahu yang dimaksud. Masalahnya, mereka tidak ingin tahu dan menganggap sepele persoalan mencontek, plagiat, atau apalah nama yang tepat dengan perbuatan curang yang dilakukan itu. Bahkan, aku sempat baca di daerahnya D termasuk salah satu tokoh sastra.

Konyol. Itulah sastra. Dunia yang dekat dengan nurani, yang merasa diri paling suci, yang berpikir memiliki tingkat kematangan paling wah dibandingkan bidang lainnya, justru menyimpan sunyi yang luar biasa. Mungkin, ini sebabnya, mereka abai dan asyik dengan dirinya sendiri. Pernah santer terdengar dan ramai dibicarakan di fesbuk. Tak hanya D, penulis terkenal yang disingkat SGA dan TI juga dituding pernah melakukan itu. Namun, tak ada penyelesaian. Tak ada penjelasan, pertanggungjawaban, atau apalah yang menyangkut perbuatan plagiasi mereka. Semuanya berlalu begitu saja.

Seakan semuanya lupa. Padahal, tidak. Jadi, wajar jika -- menyadur apa yang dilakukan orang, entah siapa -- terhadap Munir, maka terhadap kasus aktivis HAM ini adalah istilah bagus "Melawan Lupa".

Semoga mereka yang mengaku penulis tidak diam-diam atau hanya berkubang dengan dirinya sendiri. Terhadap pengkhianatan yang pernah terjadi di dunia kesusastraan tersebut sepertinya tidak tahu atau 'kura-kura dalam perahu, suka terhadap yang bikin malu. Hemmm.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun