Mohon tunggu...
Tanza Erlambang
Tanza Erlambang Mohon Tunggu... -

# Ever stay in several countries, and stay overseas until currently. ## Published several books, some of them are: Hurricane Damage on Coastal Infrastructures (ISBN: 978-19732-66273) dan Prahara Rupiah (ISBN: 979-95481-1-X)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menang Hadiah Nobel Kedokteran tanpa Riset, Kok Bisa?

22 Oktober 2017   10:29 Diperbarui: 22 Oktober 2017   10:48 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petani yang tak tahu mencangkul, dan tak pernah ke sawah bukanlah seorang petani, lebih tepatnya disebut tukang mimpi. Uniknya, ada ilmuwan, professor biologi dan fisika yang tak pernah ke laboratorium. Sudah barang tentu juga tak pernah melakukan riset, penelitian ilmiah.

Mereka adalah Watson dan Crick. Menurut rekan rekannya di Departemen Biologi, Universitas Harvard, tidak diketahui apa sebenarnya tugas Watson dan Crick, saat awal keberadaannya.

Mereka tak punya tugas mengajar, tak membimbing mahasiswa, tak pernah melihat mereka sedang melakukan penelitian di laboratorium menurut sesama dosen. Dan bahkan tak pernah pegang "tabung reaksi," selama berada di Universitas Harvard, terutama sebelum dinyatakan sebagai pemenang hadiah Nobel.  

Jadwal mereka adalah dari pagi sampai jam dua siang "berkurung" di ruang kerja masing masing. Makan siang dengan "lunchbox" dibawa dari rumah, menyantapnya bisa di ruang makan fakultas, kantin atau di taman depan departemen biologi.

Setelah itu dilanjutkan minum kopi sore di taman depan kampus. Masing masing membawa koran. Menurut penuturan rekan rekan dosen, mereka selalu tertawa terbahak bahak sambal menyerup kopi, tak jarang kopinya tumpah membasahi koran. Tak jelas, apakah mereka membaca koran sambil ngopi atau koran yang mereka bawa berfungsi untuk menampung air kopi yang tumpah, bukan untuk dibaca.  

Siapa Watson dan Crick?

James Watson adalah WN Amerika yang mendapat gelar Doktor (PhD) dibidang zoology, sedangkan  Francis Crick adalah fisikawan asal Inggris. Uniknya, kedua ilmuwan ini tertarik pada bidang "molecular biology," setelah menyelesaikan studi S3.

Karena menang hadiah Nobel, James Watson kemudian ditawarkan bekerja di Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL) di New York. 10 tahun sebagai presiden dan 4 tahun sebagai chancellor. Prestasi beliau yaitu telah berhasil mengantarkan 8 peneliti CSHL sebagai pemenang hadiah Nobel.

Francis Crick, setelah menamatkan studi S3 di Gonville and Caius College, Cambridge, kemudian melanjutkan studi post-doctoral di  Polytechnic Institute of Brooklyn, New York. Dunia sempat tersentak dengan pernyataan Crick bahwa suatu masa nanti "mahluk hidup" bisa diciptakan di dalam tabung reaksi.

Pengalaman Watson Di Denmark

Ada semacam kepercayaan atau mitos, untuk mendapat hadiah Nobel, harus ada koneksi dengan negara negara Nordic (Skandinavia). Kemudian, Watson muda memilih Denmark sebagai tempat untuk studi lanjutannya (post-doctoral).

Salah seorang professor saya yang waktu itu sedang studi S1, sempat bertemu dengan Watson. Orangnya "aneh" kata professor saya. Dia datang ke kampus, kemudian masuk ke labor molekular biologi. Bertemu dengan mahasiswa, dosen atau peneliti cuma untuk ngobrol ngalur ngidul, dan senyum sana senyum sini.

Setelah makan siang, lanjut professor saya, Watson sudah menghilang. Selidik punya selidik, ternyata Watson main sepeda di pantai. Kemudian dengan "keker" atau teropong binokuler, Watson mengintip burung mandi (dalam hati saya, paling ngintip putri duyung mandi). 

Selama musim panas, Watson keliling Eropa. Sempat lama di Italia, Perancis, Swedia dan Inggris. Ketika berada di Inggris, Watson bertemu dengan Crick. Kemudian, bersama sama mereka bekerja (menjadi dosen, tanpa mengajar) di Harvard University, Amerika.

Watson ternyata mengumpulkan laporan penelitian dari berbagai laboratorium yang beliau kunjungi saat malang melintang di Eropa. Sementara Crick mengumpulkan laporan hasil peneliian dari laboratorium di Inggris dan Amerika. Mereka kemudian berdiskusi secara inten atas semua laporan hasil penelitian yang telah dikumpulkan tersebut.

Akhirnya, dua ilmuwan ini berhasil membuat gagasan yang sama sekali baru, yaitu model "double-helix" untuk menjelaskan bagaimana informasi genetik ditransfer dari satu sel ke sel lain, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikut. Temuan ini menggemparkan dunia, dan mengantarkan Watson dan Crick memenangkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun1962.

Unik! Menang hadiah Nobel tanpa riset di laboratorium dan memegang tabung reaksi !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun