Salah seorang professor saya yang waktu itu sedang studi S1, sempat bertemu dengan Watson. Orangnya "aneh" kata professor saya. Dia datang ke kampus, kemudian masuk ke labor molekular biologi. Bertemu dengan mahasiswa, dosen atau peneliti cuma untuk ngobrol ngalur ngidul, dan senyum sana senyum sini.
Setelah makan siang, lanjut professor saya, Watson sudah menghilang. Selidik punya selidik, ternyata Watson main sepeda di pantai. Kemudian dengan "keker" atau teropong binokuler, Watson mengintip burung mandi (dalam hati saya, paling ngintip putri duyung mandi).Â
Selama musim panas, Watson keliling Eropa. Sempat lama di Italia, Perancis, Swedia dan Inggris. Ketika berada di Inggris, Watson bertemu dengan Crick. Kemudian, bersama sama mereka bekerja (menjadi dosen, tanpa mengajar) di Harvard University, Amerika.
Watson ternyata mengumpulkan laporan penelitian dari berbagai laboratorium yang beliau kunjungi saat malang melintang di Eropa. Sementara Crick mengumpulkan laporan hasil peneliian dari laboratorium di Inggris dan Amerika. Mereka kemudian berdiskusi secara inten atas semua laporan hasil penelitian yang telah dikumpulkan tersebut.
Akhirnya, dua ilmuwan ini berhasil membuat gagasan yang sama sekali baru, yaitu model "double-helix" untuk menjelaskan bagaimana informasi genetik ditransfer dari satu sel ke sel lain, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikut. Temuan ini menggemparkan dunia, dan mengantarkan Watson dan Crick memenangkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun1962.
Unik! Menang hadiah Nobel tanpa riset di laboratorium dan memegang tabung reaksi !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H