Kalau estimasi pertumbuhan ekspor benar, maka tahun ini, paling lambat tahun depan (2017), Indonesia sudah menguasai pasar ASEAN. Visi Jokowi otomatis akan tercapai sebelum beliau mengakhiri masa jabatannya.
Bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil global ?.
Regulasi
Untuk mengejar target, langkah pertama Jokowi adalah merampingkan birokrasi yang berhubungan dengan industri otomotif.
De-regulasi sektor otomotif telah menarik perhatian “Standard and Poor ,” sebuah lembaga pemberi rating iklim investasi negara negara di dunia. Lembaga ini telah meng-upgrade nilai birokrasi pemerintah dan investasi di sektor otomotif Indonesia.
Akibatnya, industri otomotif segera meng-ekspansi kapasitas pabriknya. Diantara merek mobil yang menambah investasi adalah Toyota, Suzuki, Mitsubishi, Honda, dan Daihatsu. Total investasi adalah AS$ 200 juta.
General Motor (GM) yang telah menutup pabriknya (era presiden SBY), sekarang siap melakukan produksi di Indonesia (era presiden Jokowi). Apakah ini karena kebijaksanaan SBY?
Peningkatan nilai investasi oleh “Standard and Poor ,” juga memiliki efek positif di sektor finansial. Lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia dan Bank Bank swasta internasional bersedia memberikan pinjaman murah kepada pabrik pabrik mobil yang beroperasi di Indonesia.
Pada tahun 2012, Indonesia menempati posisi ke 14 sebagai produsen mobil penting di dunia (lihat Tabel di bawah)
[caption caption="Indonesia menempati ranking 14 sebagai produsen mobil dunia (sumber: Frost & Sullivan, 2013)"]
Dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekspor terus berkelanjutan dengan angka seperti sekarang, ditambah dengan permintaan dalam negeri seiring dengan peningkatan penghasilan, maka Indonesia akan menjadi 5 besar dunia sebagai pusat produksi mobil global.