Senin, 26 April 2021, Â Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Bapak I Nyoman Ariawan Atmaja memberitahukan bahwa pasokan bawang merah beresiko akan mengalami kenaikan harga pada tiga bulan berturut-turut.
Beliau mengatakan bahwa adanya kenaikan harga bawang merah di NTT dikarenakan oleh berakhirnya masa panen dan akan beralih pada penanaman padi. Hal ini berhubungan dengan adanya dugaan kenaikan harga pada pasokan kebutuhan pokok.
Kenaikan harga pada tiga bulan berturut-turut ini diperkirakan akan meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pasokan bahan makan yang berisiko akan mengalami kenaikan harga. Pihaknya sudah mencatat harga penjualan untuk bawang merah di pasar tradisonal saat ini yang berkisar Rp30.000-Rp35.000 per kilogram.
Beliau juga mengatakan bahwa kenaikan harga pada triwulan I tahun 2021 dikarenakan menurunnya pasokan bawang merah yang seiring berakhirnya masa panen dan akan beralih pada masa tanam padi.
Ada juga pengaruh lain yang memicu peningakatan harga pada triwulan I yaitu adanya permintaan dari masyarakat setempat setelah adanya kebiasaan baru masyarakat di NTT. Selain itu juga, adanya keyakinan konsumen yang baik dan daya beli yang seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021.
Citizen Reporter : Muliyati Sudarmin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H