Sejenak aku mampu melupakan sakit. Tp rasa ini sangat tak tahu diri manakala datang tanpa mengetuk, sekoNyoNg2 mencAbik, merobek, menyayat tanpa ampun.
Makhluk itu entah manusia atw bukan. Jantungku hampir habis dikuliti pedih memeriH. Dia acuh tak acuh.
Ingin aku bercerita tentang derita dalam tubuh yg tak terRaBa mata kepala, tp aku bosan berkisah.
Semakin sering aku mencobA membuang racun hati, semakin terasa bodoh pernah membuka peluang jin jenius itu merasuki alam cintaku.
Aku ingin memaki, sangat ingin! MencAci dia. Seorang laki2 yg telah memancAngkan toMbAk brnama KEBENCIAN di atas tanah cinta.
Dan lagi2, semakin aku berhasRat penuh bAlas menyakiti, semakin aku merasa lemah karena pernah memujanya.
"siapa suruh kau puja dia? ! Itu salahmu, gadis tolol!"
"Kau keliru bilang aku memujanya, aku hanya mencintainya! Sangat mencintainya!"
"ya. .ya. . Kau pemuja cinta! Hahaha"
"BUKAN. . .!"
"IYA. . . !"