Mohon tunggu...
Fahmi Ulum
Fahmi Ulum Mohon Tunggu... Peternak -

Peternak

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Juventus Tidak Takut

25 April 2015   11:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:13 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Aku tak menyangka akan membutuhkan waktu 12 tahun untuk mencapai semifinal lagi" Itulah yang terkutip dari Kapten Juventus Guffon setelah berhasil menahan imbang AS Monaco di leg kedua perempat final Liga Champions Eropa.

Dan kamarin empat tim peserta semifinal liga champions telah diundi. Dan hasilnya adalah Bayern Munchen vs Barcelona dan Juventus vs Real Madrid. Tidak banyak yang komentar yang keluar dari hasil undian ini, karena peluang kemungkinan pertemuan masing-masing tim telah memiliki cerita tersendiri.

Tapi yang memuat saya sedikit heran adalah anggapan kalau Juventus adalah tim terlemah. Mungkin ini disebabkan sepakbola Italia yang mengalami keterpurukan akhir-akhir ini. Tapi jika ada yang mengira kalau Juventus akan takut menghadapi ketiga tim tersebut, itu adalah perkiraan yang sangat keliru

Jika ada kata takut, mungkin kejayaan tidak akan pernah tercapai. Bayangkan jika satu tim takut untuk berhadapan dengan tim tertentu karena tim tersebut kuat, kemudian menghindarinya. Lalu apa arti 'jawara' yang diimpikan?. Seperti pernah tersiar kabar kalau Timnas Indonesia ingin berpindah wilayah kualifikasi supaya bisa menembus babak final piala dunia, karena 'takut' tidak mungkin lolos jika tetap ikut kualifikasi wilayah Asia.

Dan di sini yang menjadi perbincangan adalah Juventus. Tim dengan skuad pertahanan baja, pemain tengah yang cerdas seperti Pirlo, Pogba, Vidal dan penyerangnya seperti Teves. Mereka adalah profesional yang sudah ratusan kali menglami menang-kalah. Jika pun Real Madrid merasa diuntungkan karena melawan tim yang dianggap 'lemah'. Kemudian meraka juwama. Dan kemudian seandainya menang, maka di final pun akan bertemu dengan Bayern atau Barcelona. Apakah mereka akan menghindar karena 'takut' sedangkan tidak ada jalan lain lagi menuju Champion sejati. Takut dan menghindar bukanlah jawabannya.

Saya sendiri bukan seorang atlet atau olahragawan. Tapi satu hal yang saya cintai dari kegiatan ini adalah penunjukan mana yang lebih baik dari yang lainnya, karena ada satu hal di dalamnya yang sangat jarang dijumpai di ranah kehidupan yang lain, ialah sportifitas. Jika saja semua persoaalan bisa diselesai dengan hal ini, mungkin dunia akan lebih baik, seperti politik dan kekuasaan, tawuran antar geng, perkelahian remaja, dll. Karena yang kalah ya kalah.. dan yang menang ya menang.

Pernah suatu ketika teman-teman saya (tim kerja kantor kecil-kecilan) setelah menang di beberapa pertandingan merasa dan dianggap yang terbaik. Tapi setelah mendapat tantangan tanding dari satu tim yang hebat. Banyak teman yang berkata "ga usah diladeni, kita pasti kalah, tim mereka bagus lho, dll". Aku rasa mereka terjebak  dalam kesalahan besar. Karena tidak ada kamus istilah takut untuk menjadi yang terbaik.

Mungkin kesalahan yang sama telah terjadi pada mereka-mereka yang meremehkan Juventus dalam perebutan Champion.

Forza Juve

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun