“Sekarang Pak?” Aku masih ragu, karena ku kira waktunya tidak pas.
“Iya, Besok ini sudah akan dilihat oleh Pak Kepolo” Yang dia maksudkan adalah Pak Sujono Kepala Perpustakaan ini.
“Oke” Aku mengiyakan, sementara dalam hatiku berkata apa boleh buat. Perut sudah terasa keroncongan. Pagi tadi hanya sarapan sedikit. Tapi karena ini adalah bagian dari pekerjaan yang sudah kukomitmenkan, maka aku harus menjalankannya.
Kumulai pengisian kolom-kolom yang ditugaskan dengan harapan lebih cepat selesai. Beberapa menit berselang baru kusadari ternyata ini adalah sistem katalogisasi buku yang baru. Sistem baru yang katanya open source, berarti program ini nanti bisa dikembangkan sendiri sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Tetapi di sisi lain berarti penginputan data buku harus dimulai lagi dari awal. Kecuali kalau telah ada back up data dari system yang lama yang bisa diimport ke sistem yang baru ini. Kepalaku sedikit ngilu memikirkan beratnya pekerjaan jika harus menginput ulang lagi seluruh data buku.
Tak kusadari Pak Angga telah meninggalkan ruangan. Beberapa staff yang lain juga telah pergi. Tapi tidak jauh dariku, si kerudung merah ini masih tak beranjak. Masih duduk sibuk dengan mouse di tangan.
Baru terpikir olehku kalau ini adalah suatu kesempatan. Kesempatan yang telah kutunggu-tunggu. Kulirik dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah kaca mata. Kemudian dia mengambil satu buku di samping monitor komputernya. Dia baca buku tersebut.
“Dewi.. baca buku apa?” kupaksaan memulai percakapan. Percakapan yang tidak lagi berkaitan dengan acara makan siang seperti beberapa hari yang lalu yang gagal total. Kulihat wajahnya yang sedikit berbeda karena baru kali ini aku melihatnya memakai kaca mata.
“Buku tentang antropolgi mas” Dia menjawab sambil tersenyum.
Aku hanya manggut-manggut. Ingin membuka sedikit diskusi, tapi aku sama sekali tidak mengerti masalah antropologi. Dan sekali lagi, aku harus diam menanggapi jawabannya atas pertanyaanku.
“Mas Andi sudah berapa lama di sini?” Aku terkejut Dewi bertanya kepadaku.
“Mmm... kurang lebih tiga tahun” Kucoba untuk menjawab dengan tenang.