Hmm.... hidup!
Sekarang, aku ingat suatu hal, pasti kamu akan mengulangi nasehatmu yang kemarin kau berikan padaku:
 "Mary sahabatku terhebatku, dia yang kau kasihi tak pernah hilang dari hidupmu. Dia dulu adalah malaikat Tuhan yang tampak bagimu. Bukankah dia yang telah melahirkanmu. Dia tetap hidup dalam dirimu. Dia ada selalu bersamamu. Dia menjadi malaikat penolong dan pendoa bagimu. masih ingatkah engkau, bahwa sejak kau kecil hingga besar, engkau selalu memanggilnya dengan 'Amma'.  Dan jawaban penuh cinta kamu terima 'Anakku yang kukasihi'. Sekarangpun engkau dapat memanggilnya dengan sapaan yang sama. Â
Tidakkah kau ingat saat terakhir kali berjumpa? Masih ingatkah engkau bersamanya saat senja? Suatu Senja terindah dari yang senja yang pernah kau lihat,  seperti kau ceritakan padaku. Kalian berdiri  memandang Senja hingga malam menjemputnya. Tidakkah kau tahu, hidup ini  juga juga bagaikan mentari. Dia terbit di pagi hari dan  akan kembali ke peraduannya sesuai waktu yang telah di 'setting' oleh Sang Penciptanya.Â
Jadi sekarang pahamilah... Milikilah keyakinan. Jangan pernah goyah. Kamu adalah ciptaan yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Dia Maha Pencipta. Hidup akan selalu berjalan dan berlanjut. Selesaikan pertarungan hidupmu dengan sebaik-baiknya. Berjuanglah dengan tangguh sebab Ibumu ada bersamamu."
Baiklah Diary, aku akan bangkit. Terimakasih telah mendengarkanku kedukaanku. Hanya kamu yang mengerti perasaanku. Meski aku tak bisa ikut ke sana sekarang, tapi aku hadir dalam doa. Aku turut menghantar dia ke tempat yang tenang.Â
Sincerely yours
Mary
    Â
#Longding, 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H