Madiun - Mahasiswa Universitas PGRI Madiun sedang menempuh program Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester genap tahun ajaran 2023-2024. Program kegiatan KKN diselengarakan secara berkelompok di wilayah Kota Madiun Khususnya di wilayah kecamatan Manguharjo. Kegiatan KKN terbilang tidak seperti biasanya, sebab KKN ini merupakan KKN periode 1 Universitas PGRI Madiun yang di adakan untuk mahasiswa UNIPMA kelas kariyawan dan mahasiswa regular yang bekerja atau tidak bisa mengikuti kegiatan KKN pada semester sebelumnya.Â
Kegiatan KKN periode 1 ini sebagai bentuk pelaksanaan mahasiswa dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu mengabdi kepada masyarakat dengan menerapkan ilmu serta pengalaman yang di terima selama di Perguruan Tinggi. KKN periode ini dilakukan secara singkat dimulai sejak penyerahan pada tanggal 28 Maret 2024 dan dijadwalkan selesai pada tanggal 19 Juni 2024, pelaksanaan program hanya di hari sabtu dan minggu.
 KKN periode 1 Universitas PGRI Madiun pada tahun ini terbagi menjadi 9 kelompok yang tersebar di wilayah Kecamatan Manguharjo, salah satunya adalah kelompok 6 yang beranggotakan 10 mahasiswa yaitu Surya Rangga, Mini Setiawati, Anggi Duwi, Aan Kartika, Fahrani Faqihana, Teresa Puji, Sandya Pratama, Fadhila Husna, Nur Anisa, dengan dosen pembimbing Bapak Noordin Asnawi, S.Kom., M,Kom. yang ditugaskan di wilayah RW 2, Kelurahan Patihan, Kecamatan Mamnguharjo. Karena waktu KKN yang terbatas dari pihak kampus memberikan 2 program kerja wajib yaitu mengenai pemanfaatan lahan sempit dan pengembangan UMKM. Kelompok 6 ini membuat 5 program pengembangan UMKM yang terdapat di wilayah RW 2 Kelurahan Patihan, salah satunya adalah UMKM sambel pecel Thoyyibah.Â
Seperti yang diketahui sambel pecel merupakan bahan makanan khas dari kota Madiun, terdapat banyak UMKM di kota Madiun yang memproduksi sambel pecel, dengan ciri dan kelebihan masing-masing, karena banyaknya produsen sambel pecel yang ada di Kota Madiun ini menjadi tantangan bagi pelaku UMKM sambel pecel, antaranya adalah mengeanai branding dan pemasaran produk, banyaknya persaingan produk selain produk sambel pecel harus berkualitas dan memiliki rasa yang autentik produsen juga harus berupaya membuat pengemasan yang menarik dan mempromosikan produknya seluas mungkin.Â
Ibu Ika sebagai pelaku usaha UMKM sambel pecel Thoyyibah menyampaikan bahwa ia hanya memproduksi sambel pecel saat ada pesanan dari pelaggan, ia sendiri mengakui tidak berani memproduksi sambel pecel dalam jumlah banyak tanpa adanya pesanan, karena sambel pecel memiliki daya simpan yang tidak terlalu lama, maksimal 1 bulan setelah tanggal produksi, sebenarnya ia ingin mengembangkan pemasarannya lebih jauh lagi, dari pihak pemerintah Kota juga pernah memberikan pendampingan mengenai pembuatan izin usaha dan pemasaran sambel pecel ini tapi tetap saja karena banyaknya persaingan, sambel pecel Thoyyibah ini sulit berkembang, di sini makasiswa KKN Universitas PGRI Madiun kelompok 6 berupaya membantu UMKM sambel pecel Thoyyibah ini dengan memperbarui branding produk dan digitalisasi pemasaran melalui media sosial Tiktok dan Tokopedia, setelah memperbarui branding mahasiswa juga membantu untuk foto produk dan menata settingan di aplikasi Tiktok dan Tokopedia membuat beberapa contoh konten prmosi dan menyebarkan konten dari produk sambel pecel Thoyyibah melalui akun media sosial pribadi mahasiswa.Â
Para mahasiswa KKN kelompok 6 Universitas PGRI Madiun juga menwarkan pendampingan berkala untuk beberapa pelaku UMKM RW 2 kelurahan Patihan, dengan membuka akses selebar-lebarnya kepada pelaku UMKM untuk berkonsultasi dan berdiskusi mengenai kendala yang dialami para pelaku UMKM mengenai program kerja yang telah diterapkan oleh mahasiswa. Harapannya dari kegiatan KKN ini bisa membantu pengambangan dan memajukan UMKM yang menjadi mitra KKN periode 1 Universitas PGRI Madiun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H