Mohon tunggu...
Teresa Dita
Teresa Dita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zonasi Pendidikan swasta? Gila

19 Juli 2018   16:57 Diperbarui: 19 Juli 2018   17:37 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem zonasi akhir- akhir ini diperluas hingga ke sekolah swasta. Hal ini membuat orang tua panik, saya saja yang baru mahasiswa semester 3 dan tidak memiliki adik ikut panik. Langsung pada intinya. 

Ketika Pak Menteri menerapkan sistem zonasi apakah Bapak sudah mempertimbangkan kualitas guru yang tersebar di Indonesia itu sudah memiliki kemampuan yang merata? Rata-rata guru yang baik akan memilih mengajar di sekolah yang memiliki kualitas baik. Mengapa? Dari gaji sendiri, sekolah yang memiliki kualitas baik tentu akan memberikan gaji bonus yang lebih baik. 

Secara manusiawi saja pak, ketika guru yang pintar tentu akan melamar disekolah yang baik, karena dipandang oleh orang lain, linkungan sekitar, bahwa guru ini pintar dapat mengajar disekolah yang baik. Apalagi guru sekarang banyak yang mengajar sambil riset/ penelitian. Disekolah yang kurang mampu tentu tidak ada fasilitas yang demikian, sedangkan secara akademik guru ini berhak memilih untuk mendapatkan fasilitas yang demikian, apalagi jika dokter itu digaji oleh yayasan swasta yang bukan pemerintah. Jika seperti itu sama saja pemerintah mengekang hak guru itu tersebut. 

Yang kedua pak, untuk zonasi di sekolah swasta. Bukankah yang mengolah itu kalangan pribadi, bukan pemerintah? Dan masing- masing sekolah swasta itu memiliki nilai tambah tersendiri. Contoh saja sekolah SMA Kolese Loyola, Sekolah ini memiliki semangat Ignasian. Semangat lahir untuk berjuang. 

Di sini, kami dibuat untuk menjadi pribadi yang mandiri dengan visimisi, 4C. Compassion, competence, conscience, dan care. Disekolah ini pak, kami didik sejak awal dengan pengenalan semangat ignasian melalui popsila. 

Di sekolah ini, sekali mencontek kami akan diberi pilihan pak, keluar dari sekolah tapi bisa naik, atau tetap namun tidak naik kelas. Hal ini membuat sekolah kami menghasilkan generasi bukan koruptor dan menjadi pribadi dengan mental peduli. JUSTRU HAL INI YANG PERLU DITINGKATKAN PAK. RATAKAN PENDIDIKAN MORAL TERLEBIH DAHULU. Dengan sekolah lainnya? Juga memiliki visi- misi tertentu. 

Tiap - tiap pribadi ber HAK UNTUK MENENTUKAN MASA DEPANNYA SENDIRI-SENDIRI PAK. Lalu apakah bapak juga mempertimbangkan tentang sekolah katolik, atau kristen, atau sekolah yang memiliki sistem pendidikan berbasis agama lainnya. Bukannya apa-apa pak. Namun, ada beberapa orangtua siswa yang menyekolahkan orang tuanya ke sekolah yang berpendidikan agama tertentu dengan tujuan untuk memperkuat imannya pak. Terimakasih pak, semoga bisa dipertimbangkaqn lagi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun