Kamu sekolah agar jadi apa? Pertanyaan sederhana yang sering didengar oleh mayoritas peserta didik. Tidak sedikit pula yang menjawabnya "aku sekolah agar tidak gabut" jawaban yang sangat menarik.
Kata gabut memiliki beberapa arti. Dikalangan pekerja gabut memiliki arti gaji buta, tidak melaksanakan pekerjaanya namun tetap mendapat upah. Tapi yang dimaksud gabut dalam tulisan ini bukan itu. Dikalangan muda kata gabut menggambarkan kondisi seseorang yang tidak melakukan apa-apa dan bingung ingin melakukan apa. Sehingga maksud "sekolah hanya untuk menghindari kegabutan" adalah seseorang yang awalnya tidak memiliki niat untuk sekolah namun karena bingung mau ngapain akhirnya daftar sekolah agar punya kegiatan.
Menurut undang-undang no 2 tahun 1989 sekolah adalah suatu pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran (Daryano, 1997:544). Dalam islam juga menggangap bahwa sekolah dan pendidikan itu sangat penting, dengan itulah seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang taraf hidup dan posisinya di hadapan Allah dan manusia lainya (Noor, 2015: 411).
Sekolah memiliki beberapa tujuan, antara lain (1) Menambah ilmu pengetahuan, berbagai ilmu akan didapatkan ketika kita bersekolah, berbagai hal baru yang akan menambah wawasan kita. Dengan wawasan yang luas mampu membuat kita berfikir tidak hanya dengan satu sudut pandang saja. (2) Tempat mencari jati diri, di sekolah tentu akan bertemu banyak teman harus bisa berintraksi dengan baik. Dan disitulah jati diri seseorang akan terbentuk dapat memilih ingin menjadi pribadi yang seperti apa dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. (3) Mengasah kemampuan, tentu setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan kemampuan tidak bisa hanya didiamkan saja, perlu diasah agar kemampuan tersebut berkembang. (4) Menambah pertemanan, di sekolah tentu kita akan bertemu banyak teman dan pasti dengan berbeda karakter. Sehingga dengan pertemanan tersebut kita dapat belajar bagaimana menyikapi orang-orang yang berbeda karakter.
Dari keempat tujuan tersebut secara umum memang sudah jelas, sehingga jika sekolah dengan tujuan agar tidak gabut pemikiran tersebut perlu diperbaiki.
Dalam agama islam kedudukan orang berpendidikan dengan tidak berpendidikan berbeda. Seperti yang terdapat dalam surah al- Mujadilah ayat 11.
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam surah az-Zumar ayat 9 Allah juga Berfirman
"Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Dari kedua ayat tersebut sudah jelas bahwa sekolah dan mencari ilmu itu penting. Maka tidak heran dengan ulama-ulama zaman dulu yang menghabiskan waktunya untuk memperdalam ilmu, terutama dalam bidang syari'at islam. Bahkan ada juga yang rela tidak berkeluarga demi mengabdikan diri untuk menuntut ilmu. Contohnya ada Zamakhsyari, Imam yahya bin syarof ad-Din an-Nawawi, Ibnu Jarir dan Ibnu Taimiyah. sejaMereka mendedikasikan dan mengabdikan diri untuk melestarikan ilmu. Sehingga sejarah mencatatkan sebagai orang-orang alim yang mempengaruhi dunia Islam.