Sebelumnya mohon maaf untuk para pembaca untuk segala omongan saya di tulisan kali ini, apapun itu, bukan untuk menyudutkan satu pihak, atau menyenangkan lain pihak. Kalau ada yang lucu silahkan, yang diem juga gak apa2, apalagi yang marah atau protes juga diperbolehkan, sekalian ke twitter saya ya.. @dinjangkrik :p disini juga gak apa2… Sebenarnya saya bingung mau nulis apa malam ini, akhirnya nulis review film aja deh sekali-sekali… hehe Ok deh… saya mulai.. ulasan ini hanya dari sudut pandang penulis sendiri, tidak ada intervensi dari pihak lain… sumfeh… ane jujur…. Hari ini, (tanggalnya udah otomatis dari blog ini dicantumin kan?) kurang lebih sekitar pukul 12.30 saya baru menyelesaikan program rutin yaitu menonton film yang saya pikir bagus untuk ditonton di bioskop, yaitu film the Raid, yang mendapat banyak penghargaan kalo saya lihat di poster yang terpajang di bioskop 21. Bioskopnya masih terletak didaerah Jawa Barat, disalah satu bioskop di Bogor. Pertama saya lihat, saya langsung bingung, loh? kok langsung di dalam bus mereka? Bukannya sebelum penyerbuan harus ada planning terlebih dahulu ya? Dalam hati saya, “oh, mungkin nanti diceritakan ditengah-tengah cerita.” Tapi ternyata tidak diceritakan. Berarti mereka hanya asal nyerbu dong? Ada juga percakapan ditengah-tengah film yang menjelaskan bahwa mereka tidak mempunyai planning atau diskusi terlebih dahulu (yang saya tahu dari film2 sebelumnya, itu disebut dengan briefing), yaitu pada percakapan saat tinggal 3 orang yang hidup, yaitu si pemeran utamanya (Namanya yang saya dengar Ram, tidak dijelaskan juga siapa itu, siapa itu, siapa itu, atau disingkat, tidak ada perkenalan tokoh yang cukup, minimal dengan memanggil nama mereka), kemudian si Letnan (Wahyu mungkin namanya… -_-) sama satu orang yang dibunuh letnannya sendiri dibagian akhir cerita, disitu saya lupa siapa yang mengatakan bahwa, mereka tidak tahu dimana posisi musuh utamanya, nanti dijelaskan oleh si Letnan saat itu juga kalau bosnya di lantai 15 (mereka cuma naik.. naik.. dan terus naik di film itu, bagaimana kalau kelewat lantai 15 ya? haha.. gk jelas juga bangunan itu berapa lantai. Sebelum itu briefing hanya dilakukan kurang lebih 3 menit didalam bus, saat si sersan (yang saya dengar dipanggil Jakal, bukan Jalan Kaliurang ya.. :p), itu pun bukan deskripsi penuh terhadap bangunan yang akan diserbu, hanya sebuah penyemangat dan peringatan..Berarti mereka menyerbu emang benar-benar buta lokasi dong. Menurut saya, kalau benar-benar penyerbuan yang ‘bahkan’ polisi atau kesatuan lain tidak bisa menembusnya tidak dilakukan , ‘wajibnya’ ada briefing, karena pasukan itu di ceritanya masih pemula, seperti yang dijelaskan si Sersan kepada sang Letnan. Ram juga bertanya, saat mereka di dalam bus, “mengapa kita? mengapa hari ini?” Nah, kalo ini mah, mungkin memang wajar karena beberapa saat lagi mereka akan tiba di zona perang dan itu adalah pertanyaan akibat sisi psikologis yang terdesak, dan merasa nyawa udah diambang batas. Tentang seragam yang polos! Bukannya disetiap kesatuan bahkan pasukan khusus punya Logo? Yaa… mungkin karena pasukan khusus ya? Biar gak ketahuan darimana. Mungkin lebih gagah dengan menambahkan minimal ada lambang negara Indonesia
soalnya di film-film Amerika, khususnya film perang pasti ada bendera Amerika, walaupun cuma kecil di lengan seragamnya, ataupun di bangunan-bangunan, eh… tapi gak tau ya kalo di bus nya ada lambang atau gak, kalo ada ya maaf deh…
Satu lagi, persenjataannya, sudah bagus, tapi ada yang kurang, granatnya manaaa?? :p Minimal dalam suatu penyerbuan didalam suatu gedung yang jelas-jelas disana adalah sarang penjahat, membawa granat, masing-masing 2 cukup, karena walaupun itu penyerbuan diam-diam, dalam suatu cerita film, memang asik kalau dibikin ketahuan dan jadi rame, kalau ada granat pasti aksi tembak-tembakan jadi seru, flashbang bolehlah, kalau main di game Call of Duty bikin telinga bunyi ngiiiiiing. Yah… Yang saya salut, action – nya, dari sisi aksi tembak-tembakan sangat kurang, tapi adegan perkelahian tanpa senapan dan pistol, keren! Ada juga kombinasi gerakan pake pistol yang diputer-puter gimana gitu orangnya yang akhirnya pistol di kepala sang musuh trus ditembak, dorrr.. keren buat ukuran kita sebagai penikmat film lokal, jarang-jarang loh ada adegan kayak gitu. Kemudian skill si Ram saat memakai pisau dan pentungan (kayaknya diambil dari satpam sebelah deh :p) Keren banget gayanya yang pake pentungan, efek darah dan terisis serta ditusuk bagus loh.. Jenis film
thriller boleh lah untuk jadi sebutannya juga :p Yang paling seram tuh si Mad Dog, orang jelek yang kayak Psikopat. Liat aja udah ditusuk lehernya tetep aja melawan.. haha… O iya satu lagi, sisi pertarungan jarak dekat sangat menonjol dan jadi lama, saya sampai-sampai berpikiran, ‘masukin Hulk’ aja ya biar cepet berantemnya. Saya menantikan konflik ditengah-tengah cerita, bukan konflik berantem antar teman, kalo itu sih ada, tapi yang seperti berkhianat gitu, memang ada sih, tapi gak jelass… Si Letnan juga berkata akan dijelaskan saat ditanyakan oleh si Sersan, tapi gak dijelaskan sama sekali. Saya gak ngerti kenapa si Letnan berkhianat, siapa dalangnya, kenapa mereka menyerbu, konspirasi apa yang ada dibelakang mereka semua, sebenarnya film ini bisa menjadi seperti film Green Zone loh., kalo konspirasi dibelakangnya juga dijelaskan… hehe… Durasi filmnya juga singkat banget, mungkin sekitar satu setengah jam deh, dengan 80% tembak-tembakan dan bertarung membabi buta (saya bilang membabi buta karena, isinya pertarungan terus), dan 20% cerita, itu pun ceritanya menurut saya nanggung… Padahal masih ada waktu sisa setengah jam lebih buat isi ceritanya, hehe… Saya seperti melihat pertandingan kick boxing dengan berbagai arena, dan juga seperti bermain game dengan player seorang polisi, yang masuk ke gedung dan berusaha keluar (ngapain masuk kalo gitu ya, haha) O iya, satu lagi, saat si Ram disuruh keluar sama abangnya, dia kan keluar kamar sempoyongan, trus ada bayangan istrinya, tiba-tiba muncul, tapi muncul hanya sepersekian detik kayaknya, orang-orang yang nonton dibawah saya pada bilang ‘loh?’ , akan lebih baik jika dikasih adegan romantis ama istrinya gitu, meskipun bukan hubungan suami istri beneran loh ya :p yaa… seperti cium pipi, atau kening, jadi ada asiknya waktu ditampilin ingatan tentang istrinya itu. Tapi secara keseluruhan bagus kok.. Actionnya luar biasa.. Salut, Indonesia mulai bersaing sama film luar, Yaa.. seperti itu dulu deh, no offense ya agan-agan dan aganwati sekalian… Saya tau bikin film itu sulit loh, saya juga gak tau bikin film, tapi adanya kritik dan masukan menurut saya lebih membangun daripada sebuah pujian, acungan jempol dan meriahnya tepukan tangan. Kritik melihat sisi lain yang sering tidak terlihat oleh kita, karena setiap orang cenderung melihat sisi baik dirinya sendiri. O iya lagi… Ada juga kok film Indonesia yang main sama aktor luar, film action judulnya Pirate Brothers kalo gak salah, itu juga keren, malahan ada bahasa inggrisnya, martial arts nya juga keren, sejenis kapuera gitu.. :p Oke ya… itu dulu.. terima kasih telah membaca kawan-kawan saya sekalian, semoga menambah wawasan ya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya