Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Membuktikan Cinta Kepada-Nya, dengan Mencintai Semua Ciptaannya (Serial Islam Cinta Bagian 3)

6 Februari 2016   20:47 Diperbarui: 6 Februari 2016   21:01 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa membaca al-Quran, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi al-Quran. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda Agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Agama. Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, tapi moral. Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua makhluk. Karena begitulah Allah."

[Gus Dur]

Gus Dur mengajarkan kepada kita semua, bahwa salah bukti yang menunjukkan bahwa kita benar-benar menyembah Tuhan adalah dengan menerima dan mencintai semua makhluk-Nya tanpa tebang pilih dan tanpa pilih kasih. Tuhan, cinta-Nya tak terbatas, memeluk semua makhluk. Dia senantiasa menanti para hambanya untuk menjenguk saudaranya yang sakit, membantu saudaranya yang tertimpa musibah, dan menghibur saudaranya yang sedang dirundung kesedihan. "Saudara", adalah selama kita hidup dan menghirup udara yang sama, maka kita adalah saudara/seudara. Perbedaan keyakinan, warna kulit, jenis kelamin bahkan perbedaan antara manusia, hewan dan tanaman sekalipun, bukan menjadi alasan untuk saling menyayangi dan mencintai satu sama lain. Perbedaan bukan menjadi tembok pembatas yang menghalangi kita untuk mencintai semua ciptaanNya.

Semua yang tercipta bertasbih kepadaNya, sayang kita tidak pernah mendengarkan tasbih mereka. Boleh jadi kita tak lebih mulia ketimbang batu yang melunak karena tetesan air hujan. Boleh jadi kita tak lebih mulia dari tanaman yang berbuah dan memberikan keteduhan. Boleh jadi kita tak lebih mulia dari hewan yang taat atas ilham yang dikirimkan Tuhan. Boleh jadi kita tak lebih mulia dari mereka yang berbeda keyakinan, apalagi jika hati kita penuh dengan kesombongan bahwa diri kita lah yang paling mulia, paling berhak mendapat sorga, atau paling berhak menyembah-Nya.

Semakin manusia meninggikan dirinya sendiri, semakin rendah derajatnya di mata Sang Pencipta. Semakin ia merendahkan diri, dan menyadari bahwa ia hanyalah tanah yang letaknya di bawah dan mampu menerima siapa saja, maka Tuhan akan menganugerahinya derajat tinggi di sisi-Nya, karena segala jenis kehidupan lahir dan tumbuh dari tanah yang justru sering diinjak-injak oleh siapa saja, bukan dari api yang sering menyombongkan diri dan menghanguskan yang lainnya.

 

‪#‎TerajuIndonesia ‪#‎GerakanIslamCinta

[FP: Teraju Indonesia, Twitter: @TerajuIndonesia]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun