Menurut Caputo, agama adalah cinta kasih Allah, ‘Allah adalah kasih”, yang merupakan inti religius. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa, apa yang dimaksudkan oleh Agustinus, bahwa ketika kita mengasihi apapun, sungguh Allah-lah yang kita kasihi, betapapun sulitnya. Atau, dapat berarti bahwa, sebagaimana yang dimaksudkan oleh filsuf feminis Prancis, Luce Irigaray, bahwa kasih adalah sesuatu kekuatan Ilahi, suatu lingkungan pergaulan Ilahi yang mendorong para kekasih ke dalam pelukan satu sama lain dan membiarkan mereka bermesraan satu sama lain (hal. 157). Caputo dengan jeli merombak pemahaman dan doktrin-doktrin agama yang selama ini dipahami sebagai kemandekan berpikir umat beragama.
Dengan hadirnya buku ini, Caputo mengajak pembaca untuk menelaah kembali ajaran-ajaran fundamental agamanya. Bahwa, agama apapun, sejatinya ditujukan untuk kebaikan manusia: untuk kemanusiaan, untuk cinta dan kebahagiaan. Caputo mengingatkan kembali hakikat agama, bukan sebagai sarana kekerasan ataupun kekuasaan. Dengan agama cinta, manusia memasuki tatanan baru berupa hidup dalam garansi perdamaian[].
Munawir Aziz, pembaca buku (@MunawirAziz)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H