Mohon tunggu...
Tera Ayu
Tera Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Eksternalitas Studentifikasi: Perspektif Masyarakat Sekitar Kampus

14 Juni 2023   12:00 Diperbarui: 14 Juni 2023   12:04 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

 

Dampak yang timbul dan tidak terkompensasi dari adanya suatu kegiatan  terhadap kesejahteraan masyarakat pengamat di sekitarnya disebut sebagai Eksternalitas (Mankiw, 2008). Eksternalitas terdiri atas eksternalitas positif dan negatif. Sementara itu studentifikasi merupakan salah satu turunan dari gentrifikasi, perubahan lingkungan yang terjadi di banyak area dalam kota.

Dalam hal ini, fenomena studentifikasi disebabkan oleh konsentrasi hunian pelajar, khususnya mahasiswa, yang disertai dengan perubahan struktur spasial yang berdampak pada aspek ekonomi, sosial-budaya, serta fisik pada kawasan lokal sekitar perguruan tinggi. Dampak esksternal ini sangat dirasakan utamanya oleh masyarakat sekitar, yang mempunyai berbagai macam perspektif akan adanya fenomena ini.

Perbedaan karakter, gaya hidup, dan budaya antara mahasiswa pendatang dengan masyarakat menjadikan kondisi lingkungan sekitar berubah. Tidak hanya itu, terdapat pula perbedaan ciri khas antara mahasiswa generasi "baru" dengan generasi "lama".

Dengan adanya perubahan, masyarakat sekitar berusaha untuk berdaptasi dengan hal ini, agar mahasiswa tidak menjadi "penguasa" dan tetapi menghargai keberadaan masyarakat di lingkungan tersebut. Namun, jika opini masyarakat bisa didengar dan tidak diacuhkan, mungkinkah perubahan ini bisa berdampak lebih baik bagi mahasiswa maupun masyarakat setempat?

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan beberapa penduduk asli di salah satu kawasan perguruan tinggi negeri ternama di Kota Surabaya ditemukan beberapa perspektif.

Peluang Ekonomi Yang Potensial dan Menarik

Setiap tahun, kuota penerimaan mahasiswa perguruan tinggi terus meningkat seiring dengan perkembangan dan pembangunan kawasan kampus. Mahasiswa yang datang berasal dari segala penjuru negeri, bahkan ada beberapa pula mahasiswa internasional. Adanya peningkatan jumlah mahasiswa ini dilihat sebagai peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Mahasiswa yang datang tentu membutuhkan tempat tinggal yang mudah diakses dari kampus. Potensi ini dimanfaatkan masyarakat, khususnya yang mempunyai bangunan atau tanah yang akan dibangun untuk disewakan menjadi indekos. Indekos yang disewakan juga tersedia dengan beberapa pilihan harga, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa. Bahkan, dengan melihat prospek bisnis yang cerah serta keuntungan yang meningkat setiap tahunnya, beberapa masyarakat mengembangkan bisnisnya dengan membuat indekos tambahan di wilayah sekitarnya.

Selain membutuhkan tempat tinggal, mahasiswa juga harus memenuhi kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk pendidikan. Hal ini juga menjadi peluang bisnis baru bagi masyarakat setempat untuk membuka usaha, seperti toko klontong, laundry, toko ATK, jasa print, fotocopy, dan penjilidan, rumah makan, dan kafe. Peluang bisnis yang besar ini mampu mendatangkan rezeki yang berlimpah sehingga perekonomian masyarakat setempat menjadi membaik.

Namun, seiring dengan berkembangnya waktu, peluang bisnis ini tidak hanya dimanfaatkan oleh penduduk setempat saja. Banyak masyarakat yang datang dari luar daerah, yang ikut membangun bisnis di kawasan tersebut. Hal ini semakin memperkuat persaingan bisnis di kawasan sekitar kampus.

Infrastruktur Turut Dibangun

Perkembangan kawasan kampus juga ikut berdampak ke kawasan sekitarnya. Infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, sumber daya air, listrik, telekomunikasi, dan lain-lain turut dibangun. Kawasan sekitar kampus sebagian besar dipenuhi oleh indekos. Dengan demikian, dibutuhkan jalur yang memadai sebagai akses mahasiswa dari tempat tinggalnya ke kampus. Oleh karena itu, terus dilakukan pembangunan, pelebaran, serta perbaikan jalan dan jembatan di lingkungan tersebut. Perbaikan jalur drainase untuk menghindari banjir saat cuaca hujan juga ikut dibangun. Selain mahasiswa, perkembangan infrastruktur ini yang terus membaik ini juga pastinya bermanfaat bagi penduduk setempat.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Namun, keluhan terkait infrastruktur ini juga diutarakan oleh masyarakat setempat, khususnya yang mengelola dan memiliki bisnis indekos. Keluhan utama yang menjadi kepedulian masyarakat yaitu sumber daya air.

Mahasiswa biasanya membutuhkan air yang sangat banyak atau dalam istilahnya "boros" dalam menggunakan air. Sementara, air yang tersedia jumlahnya terbatas. Rata-rata masyarakat setempat harus memiliki tandon air lebih dari satu untuk mendukung satu komplek indekos. Tanpa mengandalkan tandon dan pompa air, persediaan air yang ada terbatas serta kualitasnya juga buruk (keruh).

Perbedaan Mahasiswa Generasi "Lama" dan Generasi "Baru"

Jiwa-jiwa sosial yang ada dalam generasi mahasiswa "lama" sudah terdegradasi dan jarang sekali ditemukan dalam generasi mahasiswa "baru". Berdasarkan penuturan masyarakat asli yang memiliki indekos, dahulu tidak ada pembatas antara mahasiswa dengan masyarakat.

Mahasiswa generasi "lama" turut berpatisipasi dalam kegiatan warga, banyak dari mereka juga memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak setempat. Selain itu, masyarakat juga menuturkan bahwa mahasiswa generasi "lama" lebih sopan dan santun. Hal ini bisa dilihat dari aktivitas sehari-hari. Mereka tidak segan untuk menegur dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Mahasiswa generasi "lama" saat itu sering dianggap anak sendiri oleh pemilik indekos.

Perbedaan yang paling menonjol adalah mahasiswa generasi "baru" cenderung lebih "cuek" dan tidak acuh terhadap keberadaan masyarakat setempat. Mereka dinilai kurang peduli terhadap lingkungannya dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Mahasiswa generasi "baru" kurang membaur dengan masyarakat sekitar, mereka juga enggan untuk ikut berpatisipasi dalam kegiatan warga walaupun sudah diingatkan dan diminta secara baik-baik.

Selain itu, mahasiswa generasi "baru" juga cenderung mendatangkan lebih banyak permasalahan di lingkungan. Masalah utama yang menjadi perhatian masyarakat yaitu banyak mahasiswa yang tidak menaati aturan jam malam. Mahasiswa masih sering berkumpul di kawasan tersebut hingga larut malam sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Sering kali ketua RT maupun RW harus turun tangan menangani masalah ini.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Masalah lainnya yaitu banyak ditemukan mahasiswa yang membawa teman lawan jenis ke dalam kos. Hal ini menyalahi aturan kos maupun budaya adat-istiadat setempat sehingga masyarakat merasa terganggu akan ini.

Semakin tingginya jumlah mahasiswa yang mendiami kawasan tersebut juga menyebabkan semakin tingginya angka kriminalitas. Kriminalitas ini sebenarnya juga didorong oleh ketidakhati-hatian dan keteledoran mahasiswa yang dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Barang-barang berharga seperti handphone, laptop, bahkan motor menjadi sasaran para penjahat. Untuk meminimalisir kejahatan, beberapa masyarakat memasang CCTV di rumah maupun jalan untuk mengawasi keadaan sekitar. Meskipun demikian, sampai saat ini, kasus kehilangan barang-barang berharga masih sering dijumpai di kawasan tersebut. 

Kesimpulan

Studentifikasi di area kampus memberikan eksternalitas positif dan negatif bagi masyarakat sekitar. Berbagai usaha telah dilakukan masyarakat setempat untuk turut beradaptasi terhadap adanya perubahan di lingkungan tempat tinggalnya. Perubahan kondisi perekonomian yang kian membaik serta didukung oleh pembangunan infrastruktur penunjang merupaka dampak eksternal positif yang bisa dirasakan masyarakat. Namun, masyarakat juga sering mengeluhkan kurangnya kepedulian mahasiswa generasi "baru" atau yang ada saat ini terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, meningkatnya jumlah kriminalitas juga menambah kekhawatiran masyarakat setempat.

Dengan demikian, untuk menanggulangi maupun mengurangi dampak eskternal negatif dari adanya studentifikasi di kawasan area kampus, diperlukan wadah yang berfungsi sebagai penampung opini dan aspirasi masyarakat sekitar, serta penghubung antara mahasiswa dengan masyarakat. Adanya wadah ini diharapkan akan membantu mengurangi adanya batasan antara kedua belah pihak sehingga mahasiswa lebih bisa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Selain itu, mahasiswa generasi yang akan datang juga dapat memperoleh pembelajaran dari hal ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun