Dilansir Dari Penerbit Erlangga
Di Indonesia, gotong royong dikenal dengan berbagai nama di setiap daerah. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan:
1. Sambatan - Istilah ini digunakan di beberapa daerah di Jawa.
2. Botobo - Dikenal di daerah tertentu di Sulawesi.
3. Masohi- Istilah ini berasal dari Maluku.
4. Liliuran- Digunakan di beberapa komunitas di Jawa.
5. Mapalus- Istilah dari Minahasa, Sulawesi Utara.
6. Alang Tulung- Dikenal di Nangroe Aceh Darussalam.
7. Ammosi - Istilah yang digunakan di beberapa daerah di Sulawesi.
8. Ngayah- Istilah ini berasal dari Bali.
Setiap istilah mencerminkan semangat gotong royong yang kuat dalam budaya lokal masing-masing.
Indonesia, negara yang kaya dengan budaya dan tradisi, dalam mana nilai-nilai yang luhur turun-temurun terus dianut oleh masyarakat Indonesia. Salah satu nilai yang sangat penting dan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia adalah gotong royong. Konsep ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari melainkan juga mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas antarwarga.
Istilah gotong royong berasal dari bahasa Indonesia yang berarti gotong royong atau menolong orang lain dalam melaksanakan suatu kegiatan tertentu. Hal ini bervariasi dalam konteks masyarakat, mulai dari tugas kecil seperti pembersihan lingkungan hingga proyek besar seperti pembangunan infrastruktur apa pun. Nilai ini erat kaitannya dengan budaya keakraban, dimana kepentingan bersama lebih diutamakan dibandingkan kepentingan individu
*Cerita and Traditions
Sejarah gotong royong di Indonesia bisa ditarik kembali ke zaman nenek moyang, di mana secara tradisional kehidupan masyarakat yang masih sangat tergantung pada pertanian dan sumber daya alam memberi keharusan pada kerja sama antar anggota komunitas. Maka, tradisi ini terus berkembang dan diadopsi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam acara-acara adat, pembangunan desa, hingga saat ini dalam penanganan bencana.
*Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari
Di daerah-daerah, rasa gotong royong masih nampak terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada musim panen, masyarakat akan bergotong-royong membantu proses panen padi. Dengan demikian, di banyak desa kegiatan seperti kerja bakti membersihkan jalan dan memperbaiki fasilitas umum serta merayakan hari-hari besar keagamaan dilakukan secara masal. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai gotong royong dalam menciptakan rasa kebersamaan dan saling peduli di antara warga.