Pengelolaan hutan yang Lestari di Indonesia baik oleh Korporasi maupun masyarakat telah dan akan selalu berkontribusi langsung terhadap pencapaian Goal 2 SDGs, yaitu: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan. Â
Pemerintah dalam hal ini sebagai simpul pemersatu bangsa bertugas memberikan layanan dan mendorong kemudahan usaha para pihak dalam mengembangkan potensi hutan sebagai sumber pangan.
 Hal ini tentunya selaras dengan apa yang disampaikan oleh  Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya di hadapan Sidang Paripurna MPR RI usai dilantik menjadi Presiden periode 2024-2029, di Gedung Nusantara MPR-DPD-DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Minggu (20/10/2024) pagi.
Kepala Negara optimis, bahwa dalam empat hingga lima tahun ke depan, Indonesia tidak hanya akan mampu swasembada pangan, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia.Â
Presiden mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini, Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan dalam waktu yang singkat. Menurutnya, dalam situasi krisis global, tidak ada negara yang akan memprioritaskan penjualan komoditas penting, seperti pangan.
"Karena itu tidak ada jalan lain, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan, kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia," ujar Presiden.
Kontribusi hutan terhadap goal 2 TPB/SDGs (tanpa kelaparan) sejalan dengan kontribusi terhadap Goal 1 (tanpa kemiskinan). Peningkatan akses masyarakat terhadap hutan membuat masyarakat dapat lebih banyak berusaha memanfaatkan hutan guna menghasilkan bahan pangan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pengelolaan hutan dengan sistem agroforestri merupakan salah satu wujud kontribusi kehutanan dalam penyediaan pangan.
Sedikitnya dari hutan terdapat 77 jenis bahan pangan sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis biji-bijian dan buah-buahan, 288 jenis sayur-sayuran, 110 jenis rempah-rempah dan bumbu-bumbuan, 75 jenis minyak dan lemak, 40 jenis bahan minuman serta 1.260 jenis tanaman obat.Â
Hal ini menunjukkan bahwa hutan memiliki potensi yang besar dalam memberikan kontribusi penyediaan pangan bagi masyarakat (Suhardi, 2022).
Wujud kontribusi hutan terhadap ketersediaan pangan secara langsung adalah optimalisasi pemanfaatan sumberdaya hutan sebagai penyedia pangan. Ketersediaan pangan yang bersumber dari hutan diperoleh melalui pemanfaatan langsung plasma nutfah flora dan fauna untuk pemenuhan kebutuhan pangan hingga papan.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya