Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cacing Pemakan Plastik

24 Februari 2019   22:03 Diperbarui: 24 Februari 2019   22:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah plastik tampaknya sudah menjadi masalah besar yang harus menjadi perhatian bersama. Sebagai konsumen, disadari kita juga tidak terlepas dari penggunaannya. Sedangkan dari sisi produksi, mungkin sekitar 80 juta metrik ton plastik dihasilkan setiap tahunnya. Bayangkan berapa persen yang bisa didaur ulang atau digunakan kembali ? Lalu sisanya ?

Kita mengenalnya sebagai kantong plastik, tapi bahasa gaulnya adalah Polyethylene atau Polietilena yang biasa disingkat PE. Berita menarik dari dunia persampahan seakan membawa kabar gembira yang tampaknya bisa menjadi harapan bersama.

Larva pemakan plastik Foto : dx.doi.org/10.1021/es504038a | Environ. Sci. Technol. 2014, 48, 1377613784
Larva pemakan plastik Foto : dx.doi.org/10.1021/es504038a | Environ. Sci. Technol. 2014, 48, 1377613784
Adalah Jun Yang,  Yu Yang, Wei-Min Wu,Jiao Zhao, and Lei Jiang. Dari jurnal yang mereka tulis saya mendapat info menarik tentang cacing yang mengunyah plastik. Judul artikelnya : Evidence of Polyethylene Biodegradation by Bacterial Strains from the Guts of Plastic-Eating Waxworms.

Polyethylene (PE) telah dianggap nonbiodegradable selama beberapa dekade. Meskipun biodegradasi PE oleh kultur bakteri telah dijelaskan, bukti yang valid dari biodegradasi PE masih terbatas dalam literatur. 
Jun Yang dkk menemukan bahwa waxworms, atau mealmoths India (larva Plodia interpunctella), mampu mengunyah dan memakan plastik PE. 
Dua strain bakteri yang mampu menurunkan PE diisolasi dari usus cacing ini, yaitu Enterobacter asburiae YT1 dan Bacillus sp. YP1. Selama 28 hari masa inkubasi dari dua strain pada plastik PE, biofilm yang layak terbentuk, dan hidrofobisitas film PE menurun. 
Kerusakan yang jelas, termasuk lubang dan lubang (kedalaman 0,3-0,4 m), diamati pada permukaan film PE menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan atomic force microscopy (AFM). 
Pembentukan gugus karbonil diverifikasi menggunakan X-ray photoelectron spectroscopy (XPS) dan total reflektansi microattenuated / Fourier transform infrared (micro-ATR / FTIR) imaging microscope. Kultur suspensi YT1 dan YP1 (108 sel / mL) mampu menurunkan sekitar 6,1 0,3% dan 10,7 0,2% dari PE  (100 mg), masing-masing, selama periode inkubasi 60 hari. 


Hasilnya menunjukkan adanya bakteri pendegradasi-PE dalam cacing tersebut.

Meskipun cacing ini dapat memberi harapan baru, tapi tentunya masih cukup lama untuk dikembangkan dikemudian hari. Jadi intinya, mengurangi penggunaan plastik tampaknya pilihan yang bijak bagi kita sebagai konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun