Akhir-akhir ini acap kali saya membaca dan mendengar kata rasionalisasi dan redesign. Entah di group WA, slide paparan atau lain sebagainya.
Dalam ilmu ekonomi, rasionalisasi adalah upaya untuk mengubah alur kerja ad hoc yang sudah ada menjadi alur kerja yang didasarkan pada seperangkat aturan baru. Oleh sebab itu, efektivitas rasionalisasi ini bervariasi, tergantung pada bagaimana antusiasme pekerja dalam menghadapi perubahan yang dibuat, keterampilan manajemen yang menerapkan aturan, dan sejauh mana aturan baru tersebut sesuai dengan pekerjaan.
Dalam psikologi dan logika, rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan yang dianggap sebagai perilaku yang kontroversial atau perasaan yang dijelaskan secara rasional atau logis, untuk menghindari penjelasan yang benar. Sering melibatkan hipotesa ad hoc.
Dengan kata lain, secara ekonomi dan psikologi, rasionalisasi saya artikan sebagai perubahan alur kerja dan aturan main, untuk melakukan mekanisme pertahanan atau pembenaran yang logis terhadap kondisi atau fakta yang terjadi.
Berhubung sekarang tahun baru hijriah, maka sempat saya berpikir apakah saya perlu melakukan rasionalisasi hati ? atau bahkan melakukan redesign terhadap keyakinan-keyakinan yang sudah tertanam dalam hati ? Hanya karena potret suram kehidupan dan kegagalan-kegagalan di tahun-tahun sebelumnya.
Jawabnya bisa iya (perlu), bisa pula tidak (perlu). Iya atau perlu jika saya punya kekuatan yang cukup dan aturan-aturan yang ada, memang ada benarnya namun sering saya lawan atau mungkin aturan yang saya yakini justru kurang benar.
Lalu akan menjadi tidak perlu, jika ternyata aturan-aturan yang ada sudah cukup jelas dan saya selalu taat menjalaninya.
Kembali saya akan mengambil jalan tengah  bahwa teori dasar dan cara pandang utama sudah dimiliki, sehingga rasionalisasi hati saya perlukan dengan syarat saya harus menyediakan waktu dan sumberdaya, bahkan tenaga utk antisipasi lingkungan diluar.
Lalu bagaimana dengan redesign ? saya rasa tidak perlu. Bekal keyakinan yang mantap sudah cukup untuk menata perencanaan hidup, tinggal pengkayaan ilmu yang harus terus dilakukan karena itu adalah suatu kewajiban.
Rasionalisasi hati itu berat. Apalagi Redesign hati.
Semoga kita selalu istiqomah dalam hijrah menuju kebaikan. Aamiin