Jagung tanaman yang termasuk keluarga gramineae, batangnya pejal setinggi kurang lebih dua meter, memiliki daun dengan bentuk pita lebar, buahnya dapat dimakan dan dapat digunakan sebagai makanan pokok.
Musim mowaga dalam bahasa suku dani artinya musim kemarau. Petani jagung manis di kabupaten jayawijaya distrik usilimo kampung wosialah, musim mowaga petani jagung serasa jodoh. Jodoh karena usaha petani jagung manisnya bisa benar-benar manis dan membawa keuntungan baginya.
Jodohnya sangat baik mowaga tidak serta merta dikarenakan oleh cintanya petani jagung. Tapi juga kecocokannya dengan jagung manis. Menurut  wilem, jagung manis yang suda melegenda itu selain sangat cocok di tanam di musim mowaga, rasah manisnya juga tidak terkalakan. Bahkan, ia pernah berali ke varietas jagung manis lain, tapi pasarnya di pasar baru jibama wamena, sulit dipasaran karena masih kalah manis dan ia pun kembali ke jagung manis varietas tersebut
Varietas Jagung manis ini belum di ketahui oleh petani jagung apakah hibrida atau varietas yang lain, dan  tanaman seragam, sedang tongkol seragam, warna bulir kuning tua, rasah manis dan lembut, bobot tongkol sekitar 230-280 gram, untuk konsumsi segar dipanen pada umur 63 hari setelah tanam dengan ketahanan penyakit , umur panen, dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.
Jagung manis kini sebagai telah menyelma  sala satu tanaman pangan yang cukup di kemari banyak kalangan. Rasanya yang manis dengan teksturnya yang khas dan mengenyangkan menyadi daya  tariknya. Di tenganya banyak jagung manis di pasaran masih kalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H